Senin 03 Sep 2012 12:00 WIB

Kondisi Pengungsi Syiah Sampang Memburuk

  Personel Brimob mengawal sejumlah perempuan dan anak-anak, ketika berlangsungnya evakuasi dari tempat persembunyian mereka, di Desa Karanggayam dan Desa Bluuran, Sampang, Jatim, Senin (27/8). (Saiful Bahri/Antara)
Personel Brimob mengawal sejumlah perempuan dan anak-anak, ketika berlangsungnya evakuasi dari tempat persembunyian mereka, di Desa Karanggayam dan Desa Bluuran, Sampang, Jatim, Senin (27/8). (Saiful Bahri/Antara)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi pengungsi warga komunitas syiah Sampang yang menjadi korban kekerasan pada 26 Agustus 2012 memburuk. Para korban yang ditempatkan oleh pemerintah di Gedung Olah Raga Kabupaten Sampang tidak mendapat fasilitas yang memadai. Akibatnya banyak pengungsi yang jatuh sakit.

"Muhammad Muadz, koordinator relawan kemanusiaan yang mendampingi korban di GOR Sampang menyampaikan bahwa sejumlah 69 orang korban telah jatuh sakit," kata Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Surabaya, Andy Irfan, dalam keterangan tertulis Kontras yang diterima di Jakarta, Senin.

Menurut Andy, korban yang jatuh sakit tersebut antara lain adalah sebanyak 20 orang dewasa dan lima anak-anak yang terdiagnosa terserang penyakit dermatitis venenata, lima orang usia lanjut menderita hipertensi, 16 anak-anak menderita infeksi saluran nafas atas.

Selain itu, lanjutnya, terdapat tujuh anak-anak menderita diare, tiga anak-anak menderita febris (panas selama satu hari, dan masih didiagnosa penyakitnya), tiga anak-anak sakit maag, dan 10 anak-anak sakit klinis anemia.

"Tidak adanya dokter yang 'stand by' (siap siaga), tidak adanya tenaga terapi, sedikitnya paramedis, seringnya pemberian makan yang terlambat, dan kebersihan yang buruk adalah penyebab utama puluhan korban telah jatuh sakit. Dan apabila kondisi GOR Sampang tidak diperbaiki sangat mungkin jumlah korban yang sakit akan bertambah," kata Andy.

Untuk itu Andy mengatakan pihaknya mendesak pemerintah menyediakan fasilitas yang lebih memadai bagi korban kekerasan tragedi Sampang, Madura, Jawa Timur. "Kontras Surabaya menuntut pemerintah memperbaiki fasilitas kesehatan, air bersih, kebersihan dan makanan bagi korban," ujarnya.

Kontras juga mendesak agar pemerintah melibatkan perwakilan korban untuk merumuskan penanganan dan perlindungan kepada korban, serta pemerintah pusat atau pemerintah provinsi Jatim mengambil alih penanganan korban.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement