REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Lampung memastikan debu yang menghujani kota Bandar Lampung berasal dari letusan vulkanik Gunung Anak Krakatau (GAK).
Hal ini dapat dibuktikan dari debu yang menempel di berbagai tempat berbau belerang dan bukan berasal dari bekas pembakaran hutan bukit.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Lampung, Nurhuda, Selasa (4/9), menegaskan tidak ada pembakaran hutan bukit di Lampung. Menurut dia, angin kencang yang berasal dari selatan mengarah ke Utara menuju Lampung saat terjadi letusan GAK pada Ahad (2/9) malam.
"Debu itu memang dari abu vulkanik," katanya.
Pernyataan BMKG ini sekaligus membantah dari pernyataan Kepala Badan Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (BVMB), Surono, yang menyatakan debu yang menghujani kota Bandar Lampung seperti dirasakan masyarakat bukan berasal dari GAK tetapi dari pembakaran bukit di Lampung.
Ia menyatakan heran kepada masyarakat yang berpikiran bahwa debu tersebut berasal dari GAK. Menurut dia, letusan GA mengeluarkan lava pijar dengan letusan hanya mencapai 300 meter mengeluarkan material yang berat, tidak mungkin mencapi kota Bandar Lampung. Jarak GAK di tengah perairan Selat Sunda dengan kota Bandar Lampung sekitar 250 km.