Rabu 05 Sep 2012 13:37 WIB

Nicole, Woolf & Feminisme

Nicole Kidman di film the Hours
Foto: .zuguide.com
Nicole Kidman di film the Hours

REPUBLIKA.CO.ID, Assalamu’alaikum Wr Wb

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Akting aktris Nicole Kidman memang jempolan. Di film the Hours dia meraih piala Oscar dalam peranannya sebagai Virginia Woolf tokoh feminisme yang popular mulai awal abad ke-20.

Jauh sebelum film tersebut dirilis, saya dan beberapa rekan yang tergabung di SRPB (Studio Rumah Pertunjukan Bandung) sekitar tahun 90’an sekian, membuat acara bedah buku Virginia Woolf yang berjudul “A Room of one’s Own”. Tapi tidak sukses alias gagal karena saya dan kawan-kawan pada saat itu belum paham bagaimana caranya menyelenggarakan acara bedah buku.

Pada saat itu paham feminism sedang nge-trend dibicarakan. Jika kita telaah secara etimologis, feminis berasal dari kata femme yang berarti perempuan. Yang berjuang untuk memperjuangkan hak-hak kaum perempuan.

Tujuannya adalah menekankan hak wanita dan pria itu sama atau interelasi gender salah satunya. Kalangan feminis gelombang pertama di Eropa dan Amerika Utara mengarahkan tuntutan mereka pada Negara bangsa untuk meraih kedudukan hukum yang penuh pada perempuan sebagai warga bangsa yang berkedudukan yang sama, dari pada hanya sebagai anak atau istri dari seorang pria.

Diktum atau pernyataan resmi Virginia Woolf yang menginspirasi gerakan feminis adalah “Sebagai perempuan saya tidak punya negara, sebagai perempuan saya tidak menginginkan negara, sebagai perempuan Negara saya adalah dunia”.

Dari sana banyak pemahaman feminisme yang menurut sahabat saya Jaelani menjadi feminis “jadi-jadian”, artinya mereka yang tidak memahami spirit dan latar belakang munculnya paham tersebut tetapi seakan-akan menjadi pejuang feminisme yang paling depan.

Dan yang lebih memperihatinkan lagi dengan langkah-langkah salah yang kebablasan. Karena bukan lagi memperjuangkan hak-haknya berdasarkan apa yang telah diatur oleh Allah SWT, tetapi mulai membuat aturan-aturan sendiri tanpa pemahaman, yang seakan-akan lebih baik dari aturan Allah SWT. Semisal;

1.    Ingin menyamakan aurat wanita dengan pria

2.    Ingin sama haknya dalam urusan menjadi saksi

3.    Ingin mendapat waris yang sama dengan pria

4.    Ingin mempunyai juga keutamaan dalam talak cerai

5.    Dan banyak lagi lain sebagainya

Innaa lillahi wa innaa ilaihi rooji’uun wa nastaghfirullahu wa na’uudzubillahi min dzaalik. Tahukah seorang wanita ketika diperintahkan untuk menutup aurat, agar tidak ada lelaki iseng yang mengganggunya dikarenakan hasrat birahi lelaki tersebut?

Sebagaimana dijelaskan dalam Quran, “Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab : 59)

Dan pahamkah seorang wanita ketika diperintahkan taat kepada suaminya bahwa seorang suamipun diperintahkan dengan hal yang sama bahkan diwajibkan baginya untuk taat kepada ibunya tiga kali lebih utama dibandingkan dengan ayahnya? Sebagaimana dijelaskan dalam Hadits riwayat Abu Hurairah ra.

Ia berkata; Seseorang dating menghadap Rasulullah SAW dan bertanya “siapakah manusia yang paling berhak untuk aku pergauli dengan baik?” Rasulullah menjawab ;ibumu. Dia bertanya lagi; kemudian siapa? Rasulullah menjawab kemudian ibumu. Dia bertanya lagi ; kemudian siapa? Rasulullah menjawab kemudian ibumu. Dia bertanya lagikemudian siapa? Rasulullah menjawab lagi ; kemudian ayahmu (shahih Muslim no. 4621). Juga seorang lelaki yang mestilah memperhatikan 4 wanita dalam hidupnya yaitu ibunya, istrinya, saudaraperempuannya dan anak perempuannya.

Dan dalam hal harta, wanita menerima warisan lebih sedikit dari pada lelaki, tetapi tahukah harta itu menjadi milik pribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya. Sementara apabila lelaki menerima warisan, Ia wajib juga menggunakan hartanya untuk isteri dan anak-anaknya?

Islam telah mewajibkan kepada laki-laki beberapa beban dan kewajiban dari hartanya, pada saat hal tersebut tidak diharuskan terhadap wanita. Seperti pembayaran mahar (mas kawin), menyediakan rumah, memberi nafkah kepada istri dan anak, membayar diyat, sementara wanita tidak diwajibkan bagi mereka untuk memberi nafkah, tidak terhadap dirinya dan tidak pula terhadap anak-anaknya.

Oleh sebab itu semua, Islam telah memuliakan wanita ketika meniadakan seluruh beban tersebut darinya, dan membebankannya kepada laki-laki, kemudian memberikan setengah bagian dari apa yang didapat oleh laki-laki, sehingga hartanya semakin bertambah.

Sementara harta laki-laki akan berkurang oleh nafkah terhadap dirinya, istrinya dan juga anak-anaknya, inilah dia bentuk keadilan di antara dua jenis kelamin yang berbeda. Sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur’an ; "Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka..." (QS. An Nisaa : 34)

Salah satu kemudahan untuk wanita adalah hadits yang menjelaskan amalan untuk wanita sebagaimana berikut ; “Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam surge melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad 1: 191 dan Ibnu Hibban 9: 471)

Karena itu sebenarnya tidaklah perlu para wanita membuat aturannya sendiri. Jika para lelaki memperlakukan mereka dengan baik sesuai dengan apa yang telah Allah SWT gariskan dalam Islam. Karena menurut hemat saya mestilah pada awalnya terjadi kedzholiman kepada kaum wanita sampai-sampai kaum wanita menuntut hak secara berlebih.

Dan untuk para lelaki ingatlah sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah wanita sholehah, perlakukanlah mereka dengan baik, karena mereka itu telah kamu ambil dengan amanah Allah dan menjadi halal karena kalimat Allah SWT. Semoga Nicole, para penggemar woolf, juga seluruh wanita di seluruh dunia mengikuti hokum aturan Allah SWT yang telah dirancang untuk memuliakannya, dan semoga untuk para lelaki seluruh dunia termasuk saya juga dapat memperlakukan wanita dengan baik, sebagaimana hadits Rasulullah SAW ;

“Sesungguhnya orang yang terbaik di antara kamu adalah yang paling baik terhadap istrinya. Dan aku adalah yang terbaik  pada istri dari kamu sekalian“. (HR. Tirmidzi & IbnuHibban)

Tidaklah lebih baik dari yang berbicara ataupun yang mendengarkan, karena yang lebih baik di sisi ALLAH adalah yang mengamalkannya.

Wassalamu’alaikum Wr Wb

Ustadz Erick Yusuf: Pemrakarsa Training iHAQi (Integrated Human Quotient)

@erickyusuf

[email protected]

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement