Jumat 17 Jan 2014 10:13 WIB

Ntar-Sok: Bentar Besok

Ustaz Erick Yusuf
Foto: Yasin Habibi/Republika
Ustaz Erick Yusuf

REPUBLIKA.CO.ID,  Bismillahirrahmaanirrahiim,

Seorang teman yang tidak mau disebutkan namanya, namun dengan ciri-ciri wajah kuyu, mata melankolis, rambut kusut, bisa kita sebut dengan mr X, atau pak Anu berkata kepada saya bahwa dia sedang dikejar-kejar debt collector alias penagih utang.

Setiap ada yang telepon dan menagih utang dia selalu bilang ntar-sok, ntarsok, artinya nanti besok. Karena itulah kata-kata ntarsok sangat popular di kalangan para penghutang sekaligus penagih utang. Kalau di Bandung dikenal juga dengan sebutan cuk cole atau isuk sore artinya besok sore.

Utang memang sering membuat makan tak enak, tidur pun tiada nyenyak. Saya teringat al kisah; suatu hari Rasulullah SAW masuk ke masjid dan mendapati Abu Umamah berlama-lama di dalam masjid. Rasul bertanya, “Mengapa kau ada di sini padahal bukan waktu shalat?”

Abu Umamah menjawab, “Aku sedih dan gundah karena banyak utang.” Rasulullah kemudian berkata “Maukah aku ajarkan kalimat (doa) yang membuat Allah akan menghapus kesedihan dan melunasi utang-utangmu?” “tentu,” kata Abu Umamah.

Nabi menyarankan, “Setiap pagi dan sore, ucapkanlah, Ya Allah, aku berlindung kepada-MU dari perasaan sedih dan gundah, ketidakberdayaan dan kemalasan, sikap pengecut dan bakhil, serta lilitan utang dan musuh-musuh yang ganas.” Abu Umamah berkata, “Aku lantas melakukan ajaran Rasulullah SAW,  kemudian Allah menghapus kegundahan dan melunasi utang-utangku.” (HR Abu Daud)

Definisi dan Arti Utang Piutang adalah memberikan sesuatu yang menjadi hak milik pemberi pinjaman kepada peminjam dengan pengembalian di kemudian hari sesuai perjanjian dengan jumlah yang sama. Bagi para pelaku bisnis, sering kali tidak pernah terbebas dari utang, tetapi utang haruslah balance dan rasional, sesuai dengan kemampuan dan kapasitas pengutang.

Dalam kasus Abu Umamah, sebagai pedagang beliau terlilit utang yang lebih besar dari kemampuannya (ghalabatud dain). Ketika hutang lebih besar dari kemampuan dan yang bersangkutan tidak sanggup lagi membayar, pihak yang menagih utang pun akan menagih dengan berbagai cara.

Dengan hadis tadi, Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita pertama untuk memohon perlindungan dari kesedihan dan kegundahan, ini menitikberatkan kepada hal psikologis. Dengan berusaha melepaskan kesedihan dan kegundahan ini, kita bisa tetap fokus dalam berusaha. Jauh dari rasa kebimbangan dan ketidakberanian mengambil keputusan.

Kemudian, kedua adalah kelemahan dan kemalasan yang menitikberatkan kepada sikap mental. Dengan berlindung terhadap sikap ini kita akan lebih berupaya meningkatkan produktivitas. Sikap lemah yang seakan-akan ada pahlawan yang akan membantu tanpa kita mau berusaha, dalam artian malas bergerak, memohon orang untuk menyeselaikan masalah dan sebagainya.

Ketiga adalah Sifat pengecut dan bakhil yang melingkupi sikap sosial. Lari dari masalah, tidak mau bertanggung jawab dan sebagainya.

Serta keempat lilitan utang dan musuh-musuh atau tekanan orang lain yang dapat diartikan kepada masalah politik. Merendahkan diri dengan terpaksa atau dipaksa melakukan hal-hal yang tidak ingin kita lakukan.

Dalam kasus seorang teman yang kita panggil dengan sebutan Mr X atau Pak Anu di atas, saya sudah menjelaskan perihal doa ini, namun Mr X merasa telah putus harapan karena setiap hari selama beberapa minggu ini telah rutin melafalkan do’a ini, namun tiada kunjung utang terlunasi.

Dengan tetap terhiasi senyum kami pun menjelaskan bahwa sejatinya berdoa tanpa bekerja atau berusaha adalah sikap yang lemah, sedangkan bekerja dan berusaha tanpa berdoa akan menjauhkan kita dari keberkahan karena itu kuncinya adalah bekerja sambil berdoa. Insya Allah.

Tidaklah lebih baik dari yang menulis ataupun yang membaca, karena yang lebih baik di sisi ALLAH adalah yang mengamalkannya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement