Sabtu 08 Sep 2012 01:00 WIB

900 Ribu Jiwa Berada di Zona Rawan Tsunami

Gempa bumi yang memicu tsunami dahsyat di Jepang pada Maret lalu.
Foto: AP
Gempa bumi yang memicu tsunami dahsyat di Jepang pada Maret lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIAMAN - Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat sebanyak 900 ribu jiwa berada di zona rawan tsunami di Sumatera Barat yang memerlukan upaya penyelamatan dan evakuasi jika bencana tersebut terjadi.

Oleh sebab itu kepala daerah di Sumbar yang wilayahnya berada di sepanjang garis pantai barat Sumatera diminta proaktif untuk melakukan berbagai upaya penyelamatan warga, kata Kepala BNPB Syamsul Maarif di Kota Pariaman, Jumat (7/9).

Ia menyampaikan hal itu saat melakukan kunjungan kerja dalam rangka peninjauan rencana pembangunan shelter evakuasi tsunami di Desa Nareh I Kecamatan Pariama Utara, Kota Pariaman.

Menurutnya, 900 ribu jiwa tersebut tersebar di tujuh kabupaten dan kota di sepanjang pantai barat Sumatera antara lain Kabupaten Pesisir Selatan, Padangpariaman, Agam, Pasaman Barat, Mentawai, Kota Padang dan Pariaman. Karena itu, salah satu solusi untuk melakukan evakuasi masyarakat adalah dengan membuat shelter setiap radius 500 meter setinggi 10-12 meter, kata dia.

Dikatakannya, jika gempa besar yang berpotensi menimbulkan tsunami terjadi, masyarakat hanya punya waktu 30 menit untuk mengevakuasi diri menuju ke tempat yang tinggi.

Hal itu mengingat kecepatan gelombang tsunami mencapai 400 kilometer per jam dan salah satu sarana evakuasi yang dinilai paling tepat adalah menuju shelter, kata dia. Saat ini BNPB tengah melakukan kajian tentang berapa shelter yang dibutuhkan di Sumatera Barat.

Kepada kepala daerah di Sumatera Barat Syamsul meminta untuk membuat secara detil berapa jumlah shelter yang dibutuhkan beserta rincian biaya. Ditargetkan pada Januari 2013 beberapa shelter telah dapat dibangun yang pembiayaannya bersumber dari BNPB, kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement