Rabu 12 Sep 2012 00:30 WIB

Situasi Kemanusiaan di Homs, Suriah Makin Parah

Bocah Suriah berjalan di reruntuhan bangunan di kawasan Idlib, Suriah utara.
Foto: AP
Bocah Suriah berjalan di reruntuhan bangunan di kawasan Idlib, Suriah utara.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Selasa mengatakan bahwa sekitar 550.000 orang di wilayah Homs, Suriah, membutuhkan bantuan kemanusiaan karena situasi terus memburuk.

Mendesaknya pengiriman bantuan kemanusiaan akan diperburuk oleh musim dingin mendekat, kata Tarik Jasarevic, juru bicara WHO kepada wartawan pada konferensi pers di Jenewa.

Telah ada kekurangan parah staf yang berkualitas di rumah sakit daerah dan pusat kesehatan, dan setidaknya setengah dari dokter telah meninggalkan Homs, dan kini tinggal hanya tiga ahli bedah tinggal di Homs. Banyak fasilitas kesehatan yang saat ini dikelola dengan relawan-satunya yang belum menerima pelatihan medis atau kesehatan, kata Jasarevic.

Sementara itu ada rumah sakit terbesar yang telah hancur, hanya menyisakan 6 dari 12 rumah sakit umum berfungsi dengan kapasitas berkurang, ia menambahkan.

Semua Puskesmas menghadapi kesulitan berat dalam memberikan pelayanan dasar kesehatan primer, termasuk pelayanan kesehatan reproduksi dan vaksinasi, kata Jasarevic.

Kerusuhan saat ini juga telah menciptakan tantangan dalam melaksanakan program imunisasi nasional. Pengiriman vaksin semakin rumit karena jalan diblokir dan masalah keamanan.

Akses terhadap air bersih dan sanitasi yang tepat di Homs telah terganggu, yang menyebabkan peningkatan risiko penyakit yang ditularkan melalui air.

Jasarevic mengatakan, WHO akan memberikan bingkisan kesehatan dasar, mendistribusikan paket bingkisan-bingkisan untuk pengujian air ke kota Homs, dan Bulan Sabit Merah Suriah Arab akan memantau kualitas air dan membangun hubungan untuk stok obat-obatan, obat-obatan dan peralatan pemantauan air dalam persiapan untuk penanggulangan wabah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement