Rabu 12 Sep 2012 14:49 WIB

Pembuat Film 'Anti-Islam' Mengaku Berdarah Israel

Warga Mesir melakukan protes di luar Kedubes AS Selasa (12/9)
Foto: AFP/Getty Images
Warga Mesir melakukan protes di luar Kedubes AS Selasa (12/9)

REPUBLIKA.CO.ID, Sam Bacile, produser, penulis sekaligus sutradara film kontroversial berjudul "Innocence of Muslims" mengaku kalau dirinya merupakan seorang Yahudi Israel. Secara blak-blakan, ia juga mengaku sengaja membuat film yang isinya dinilai menistakan Nabi Muhammad SAW tersebut demi membela tanah leluhurnya, demikian seperti dikutip AP Rabu (12/9). 

Bacile melalui wawancara telepon mengklaim film ini ia buat untuk menyebar kelemahan Islam ke seluruh dunia. Ia juga berkata kalau film ini merupakan refleksi atas kebenciannya terhadap Islam. "Islam adalah kanker," katanya berteriak lantang melalui telepon. (Baca: Produser Film Penista Nabi Membenci Islam)

Sam Belice adalah keturunan Yahudi Israel yang tinggal di California, Amerika Serikat (AS). Ia juga menjalani profesinya sebagai seorang pengembang real estate. Film berdurasi dua jam itu digarapnya tahun lalu di California bersama 60 aktor dan 45 kru dalam waktu tiga bulan. 

Keberadaan Belice hingga saat ini masih misteri. Saat ditanya melalui telepon, ia menolak memberitahukan keberadaanya.(Baca:Pembuat Film 'Anti-Islam' Menyembunyikan Diri). 

Film yang diklaim Belice sebagai film politik itu mendapat sokongan dana besar dari sejumlah pendonor Yahudi. Ia mengaku berhasil mengumpulkan hingga 5 juta dolar Amerika dari sekitar 100 orang Yahudi. (Baca: Yahudi Sumbang 5 Juta Dolar untuk Film 'Anti-Islam')

Bacile berkata telah memposting trailer dari film buatannya di YouTube sejak awal Juli. Film itu sempat lolos dari perhatian, hingga baru baru ini ditemukan aktivis. 

Film itu pun langsung menuai protes di sejumlah negara seperti Mesir dan Libya. Aksi demo di Mesir sempat diwarnai pembakaran Bendera AS. Sementara itu, demo di Libya akhirnya berujung bentrokan. 

Akibatnya, seorang staff konsulat AS untuk Libya tewas dan seorang petugas keamanan terluka. Departemen Luar Negeri AS, pada Selasa (11/9) mengecam serangan tersebut. (Baca: Deplu AS: Kami Diserang Kelompok Fanatik)

Para demonstran menilai film tersebut telah menghina Islam dan Nabi Muhammad SAW. Mereka juga mendesak AS untuk segera minta maaf kepada kaum Muslim atas peluncuran film itu.

sumber : AP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement