REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG - Puluhan ekor kera yang berada di Goa Kreo, Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, Semarang, menjarah sejumlah warung di kawasan objek wisata tersebut karena kekurangan bahan makanan dan musim kemarau yang berkepanjangan.
"Kera-kera yang kelaparan itu menjarah berbagai makanan dan minuman itu masuk ke warung pada pagi hari melalui genting yang dirusak," kata Sarminah (51), salah seorang pemilik warung di objek wisata Goa Kreo di Semarang, Kamis (13/9).
Nenek dua cucu itu mengaku menderita kerugian sekitar jutaan rupiah akibat barang dagangannya dijarah puluhan kera. Menurut dia, untuk mengantisipasi aksi puluhan kera tersebut sejumlah pedagang memasang kayu tambahan pada bagian atap, menutup barang dagangan dengan kain, dan memasukkan sebagian pada rak etalase.
"Selain itu, kami juga membawa ketapel yang hanya digunakan untuk menakut-nakuti gerombolan kera, bukan melukai," ujarnya.
Ia mengungkapkan, puluhan kera yang mendiami di objek wisata Goa Kreo tersebut tidak betah tinggal di habitatnya sejak dimulainya proyek pembangunan Waduk Jatibarang yang diperparah dengan musim kemarau.
"Kera-kera tersebut sebagian besar hanya mengandalkan pemberian makanan dari pengunjung karena persediaan makanan di habitat asalnya mulai banyak berkurang," ujarnya.
Ia mengharapkan, pemerintah kota setempat segera mengambil tindakan terkait dengan aksi puluhan kera dari Goa Kreo. "Dikhawatirkan jika dibiarkan, maka kera-kera itu masuk ke wilayah pemukiman penduduk," ujarnya.
Seorang pengunjung Goa Kreo, Bani (25) menyebutkan kera-kera di objek wisata itu terlihat lebih agresif dibandingkan beberapa bulan yang lalu. "Hal itu mungkin karena habitat kera Goa Kreo terganggu karena terkena proyek pembangunan Waduk Jatibarang," kata warga Kabupaten Semarang itu.
Menurut dia, semua pihak terkait tetap memperhatikan kelangsungan hidup puluhan kera yang mendiami objek wisata Goa Kreo agar tetap lestari.