Kamis 13 Sep 2012 20:25 WIB

Anwar Nasution: Ekonomi RI Seperti Zaman VOC

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Hafidz Muftisany
Anwar Nasution
Foto: Republika/Edwin
Anwar Nasution

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ekonom senior dari Universitas Indonesia (UI) Anwar Nasution menilai perekonomian Indonesia saat ini tidak berbeda jauh dari zaman penjajahan Belanda.  

Sebagai catatan, ratusan tahun silam negeri kincir angin itu menjajah perekonomian Indonesia melalui perusahaan dagangnya yakni Veerenidge Ost Compagnie (VOC).  Pendapat ini dikemukakannya dalam sebuah diskusi bertajuk Food Prices: How Trade Impacts Prices for Consumers and Producers di @america, Pacific Place, Jakarta, Kamis (13/9).

Menurut Anwar, pertumbuhan ekonomi tanah air yang dalam beberapa tahun terakhir berada di kisaran enam persen tak lepas dari tingginya pertumbuhan ekonomi dua negara besar di Asia yakni Cina dan India.  Sebagai gambaran, kedua negara tersebut dalam beberapa tahun terakhir mengalami pertumbuhan ekonomi hingga double digit.   

"Perekonomian yang tumbuh membutuhkan bahan baku yang melimpah," tutur Anwar.

Kenyataan ini, lanjut Anwar, berimplikasi pada Indonesia.  Nilai ekspor Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ke kedua negara itu mengalami peningkatan.  Khususnya minyak kelapa sawit (CPO) serta batu bara.

"Pada zaman Belanda yang membedakan adalah komoditas unggulan saat itu adalah karet dan cengkeh,"kata Anwar.  Di sisi lain, lanjut Anwar, tanah air menjadi pasar produksi barang-barang dari kedua negara tersebut.  Terlihat dari maraknya produksi Cina maupun India yang membanjiri pasar dalam negeri.

Ke depannya, Mantan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) ini menilai ke depannya ekspor bahan baku seperti itu harus dikurangi secara drastis.  Pengolahan bahan baku di dalam negeri, lanjut Anwar, mutlak dilakukan.  

Anwar kemudian mengambil contoh dari negeri jiran Malaysia yang mengimpor kelapa sawit dari tanah air. Kemudian, Malaysia mengolahnya dan setelah itu mengekspornya ke manca negara.  

"Inilah yang membuat nilai bahan baku akan meningkat."

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement