Jumat 14 Sep 2012 10:03 WIB

Bupati Mimika Diminta Serius Atasi Konflik Kwamki Lama

Warga Papua di Kwamki Lama bersiap untuk perang antar kampung
Foto: Antara
Warga Papua di Kwamki Lama bersiap untuk perang antar kampung

REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA--Tokoh masyarakat Suku Amungme, Andreas Anggaibak mengharapkan, Bupati Mimika, Klemen Tinal, serius menyelesaikan konflik antarwarga di Kwamki Lama yang sudah berlangsung berbulan-bulan.

Berbicara kepada wartawan di Timika, Jumat (14/9), Anggaibak menekankan, Bupati Klemen sebagai kepala daerah harus hadir di tengah-tengah masyarakat yang bertikai agar masalah yang terjadi selama ini segera dapat diatasi dan tidak merembet ke masalah lain.

"Sebagai pemimpin, bupati harus hadir di tengah masyarakat dan mendengar apa aspirasi mereka. Pemimpin tidak boleh lari dari kenyataan. Masyarakat mau mencaci maki, tetap harus dengar, karena itulah risiko menjadi pemimpin," ujar Anggaibak. Ia menegaskan itu sehubungan dengan ketidakaktifan Klemen Tinal selama mengemban jabatan sebagai Bupati Mimika periode 2008-2013.

Selama beberapa bulan terakhir, Klemen Tinal sangat jarang berada di Timika karena sedang melakukan pengobatan penyakitnya ke Jakarta dan Singapura. Menurut Anggaibak, masalah yang terjadi di Mimika saat ini sudah dalam kondisi yang sangat serius. Konflik sosial antara dua kelompok masyarakat di Kwamki Lama sudah berbulan-bulan tidak bisa diselesaikan dan merembet ke suku-suku lain yang sejak awal tidak terlibat dalam konflik tersebut.

Di sisi lain, katanya, pemerintahan di Kabupaten Mimika tidak berjalan sebagaimana mestinya. Lantaran itu, Anggaibak tidak bisa mempersalahkan masyarakat yang saat ini menggelar demonstrasi besar-besaran selama tiga hari terakhir di Kantor DPRD Mimika sejak Selasa (11/9) untuk menuntut penyelesaian hingga tuntas konflik di Kwamki Lama.

Ratusan warga Suku Amungme menggelar demonstrasi di Kantor DPRD Mimika menyusul kasus penikaman yang dialami oleh seorang warga mereka, Agustinus Anggaibak oleh sejumlah orang saat sedang makan di sebuah warung di Base Camp SP2 pada Senin (10/9) malam. Korban sehari-hari bekerja sebagai pegawai honorer di Sekretariat DPRD Mimika.

Selama menggelar aksi demonstrasi, warga Amungme, bahkan mengancam akan membakar Kantor DPRD Mimika dan memblokade semua kantor pemerintah di Timika karena merasa tidak puas akibat ketidakhadiran Bupati Klemen Tinal dalam rapat dengan jajaran Muspida dan para wakil rakyat di DPRD Mimika.

"Bupati tidak bisa menghindar, apalagi yang ditikam ini bukan masyarakat biasa. Kami jamin masyarakat Amungme tidak akan melakukan tindakan anarkis. Masyarakat bicara keras karena mereka emosi dan marah karena bupati tidak mau hadir, padahal dia ada di Timika," jelas Anggaibak.

Wakil Ketua DPRD Mimika, Karel Gwijangge rapat membahas situasi keamanan di Kwamki Lama yang sedianya digelar Kamis (13/9) siang di ruang sidang utama DPRD Mimika terpaksa ditunda karena Bupati Klemen Tinal tidak hadir. Akibatnya, sejumlah tokoh masyarakat Suku Amungme kecewa.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement