Jumat 14 Sep 2012 19:15 WIB

Sutradara 'Innocence of Muslims' Tertuduh Utama

Rep: Gita Amanda/ Red: Karta Raharja Ucu
Aditya Gumay.
Foto: Teguh Indra / Republika
Aditya Gumay.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sutradara Aditya Gumay mengatakan tidak ada yang salah dalam film 'Innocence of Muslims' yang menghina Nabi Muhammad SAW dan umat Islam. Pasalnya, pada dasarnya film itu merupakan sebuah karya. Namun, yang salah adalah orang dibalik pembuatan film tersebut, termasuk sang sutradara. Sebab menurut Aditya, sutradaralah yang memiliki tanggung jawab penuh sebuah film, apakah akan berdampak baik atau buruk bagi orang lain.

Meski mengaku belum melihat langsung film yang mematik kemarahan umat Islam dunia itu, Aditya mengatakan semestinya setiap sineas harus membuat karya dengan penuh rasa tanggung jawab. Sebab menurutnya film merupakan salah satu media yang mampu memberikan 'influence' pada banyak orang. Terlebih jika film tersebut telah memasuki atau disebarluaskan melalui sosial media dan digital media.

"Kalau film tersebut bisa diakses jutaan bahkan ratusan juta penduduk dunia, dan memberi dampak buruk maka itu bisa dianggap sebuah kejahatan," ujar sutradara film 'Emak Ingin Naik Haji' ini saat dihubungi ROL, Jumat (14/9).

Karenanya, Aditya menuturkan sangat penting bagi para pembuat karya untuk menyadari akan kekuatan sebuah karya dan dampaknya bagi masyarakat. Ia mengibaratkan sutradara itu laiknya polisi yang diberi amanah memegang senjata. Jika ia bisa menggunakannya secara bijak, maka ia bisa 'menembak' orang jahat.

"Tapi sebaliknya, kalau ia menggunakan senjata tersebut dengan sembarangan dan gegabah, bisa saja ia salah 'menembak' lalu malah membunuh orang tak bersalah," tuturnya.

Film 'Innocence of Muslims' karya Sutradara Sam Bacile menuai reaksi keras dari umat muslim. Umat Islam dari banyak negara terus menyuarakan aksi protes mereka akan film yang dianggap melecehkan Nabi Muhammad SAW dan umat Islam ini.

Film berdurasi sekira dua jam tersebut, menggambarkan sosok Rasulullah SAW sebagai sosok yang tak patut dicontoh. Hal ini kontan memicu amarah dan kontroversi umat muslim dunia. Unjuk rasa menentang film tersebut bahkan berujung bentrok di beberapa negara seperti Mesir dan Libya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement