REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES--Pria di balik pembuatan film anti-Islam yang memercikkan gelombang protes kekerasan di Timur Tengah dulu pernah dipenjara. Dalam masa percobaan hukuman ia dilarang menggunakan komputer dan internet. Atas pelanggaran dengan menyebarkan film lewat internet, ia bisa kembali dikirim ke penjara.
Nakoula Basseley Nakoula 55 tahun, dulu pernah divonis bersalah atas kepemilikan obat terlarang yang dijadikan bahan metamfetamin dan penipuan keuangan, pengakuan palsu atas situasi bangkrut, dituntut atas pajak yang belum dibayarkan. Pada Juni 2006 ia mengajukan kebangkrutan setelah diharuskan membayar pajak sebesar 191 ribu dolar.
Ia juga dikenal memiliki jaringan palsu sedikitnya menggunakan 17 nama alias, termasuk “Kritbag Difrat” dan “PJ Tobacco.”
Nakoula, pria botak, menikah, ayah tiga orang anak, seorang Kristen Koptik Mesir, dulu memiliki stasiun pengisian bahan bakar. Ialah yang diyakini menulis skenario 'Innocence of Muslim' dalam selnya di penjara California.
Produksi film dimulai beberapa pekan setelah ia dibebaskan pada Juni tahun lalu. Saat ini pun mantan narapidana itu masih menjalani masa percobaan bebas bersyarat setelah dipenjara selama 21 bulan atas penipuan tadi, salah satunya membobol kartu kredit dengan akun orang lain. Setelah ditahan, karena penipuan bank, ia kemudian menjadi informan pemerintah.
Dalam masa bebas bersyarat, ia tak boleh menyentuh akses internet dan komputer berlaku selama lima tahun. Namun pada Juli, "Sam Bacile" diyakini adalah Nakoula, mengunggah trailer berdurasi 14 menit di YouTube. Kini aparat California menyelidiki apakah ia melanggar persyaratan kebebasannya.
Nakoula diyakini melubangi rumah dengan empat kamarnya di dekat Los Angeles. Mereka yang mengenalnya menggambarkan sosoknya sebagai pria kalem pandai berbicara yang kerap mengenakan setelan jas dengan dasi. Ia tak memiliki pekerjaan tetap dan ambisinya adalah memproduksi film, itulah yang pernah dilontarkan setidaknya pada 2008 silam.
Proyek film yang sedang ia garap tertunda ketika ia masuk ke penjara. Para aktor yang sudah meneken kontrak diberitahu bahwa Nakoula sedang sakit. Film anti-Islam tersebut diyakini menelan dana 250 ribu dolar AS.
Salah satu mantan kawannya, seperti dikutip Daily Telegraph, bertutur, "Ia seorang pemalsu ulung. Ia bisa menipu siapa pun dan melakukan apa pun untuk mendapatkan uang dan keterkenalan."
"Ia tak punya etika sama sekali, nol etika. Ia berbicara banyak. Namun ketika anda tahu siapa sebenarnya dia, anda tak akan percaya padanya. Saya kira dia membuat film untuk terkenal, untuk kemasyuran. Saya tidak percaya ia seorang yang relijius. Ia tidak benar-benar mengenal Tuhan." tutur kawannya.
Pada Kamis pagi lalu, Nakoula dikabarkan menelpon pemimpin Persekutuan Koptik Ortodox dari California Selatan, Uskup Serapion. Nakoula menyatakan tidak bersalah dan bukan dirinya yang membuat film tersebut.
Uskup Serapion, yang sebelumnya tidak pernah mengenal Nakoula mengutuk film tersebut dan mengaku prihatin dengan reaksi permusuhan yang kini diterima umat Kristen Koptik. "Jika seseorang berulah, maka mereka yang harus bertanggung jawab. Kami sebagai gereja, tak pernah memiliki misi kebencian."