REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Prresiden Barack Obama berjanji, Jumat (14/9), untuk tetap teguh melawan kekerasan anti-Amerika yang menyebar dan berkobar di dunia Arab. Dia berkabung terhadap empat orang Amerika yang dibunuh di Libya.
Empat peti mati berselimutkan bendera AS diturunkan dari pesawat 17C, berukuran besar. Beberapa marinir berseragam lengkap berjalan perlahan dan meletakkan peti di hanggar.
Duta besar AS untuk Libya Chris Stevens dan tiga orang Amerika lainnya tewas pada Selasa (11/9) lalu ketika massa marah atas film anti islam yang dibuat di Amerika mencuat di internet. Mereka membakar konsulat Amerika di Benghazi, Libya. "
Kami akan membawa (kasus kekerasan ini) ke pengadilan, dan bertindak cepat merespon kekerasan pada misi diplomatik kami," kata Obama di Pangkalan Angkatan Udara, Andrews, Washington seperti dikutip dari al-arabiya.net, Sabtu (15/9).
Kemarahan dari kekerasan anti Amerika menggema di Timur Tengah dan Afrika Utara. Sekelompok orang menyerang kedutaan AS di Tunis dan penjaga di kedubes AS di Khartoum menembakkan tembakan peringatan pada para pemrotes.
Kekerasan mulai tersebar ke wilayah lain, seperti Yaman, Kairo, Bangladesh, Indonesia, Malaysia, Kashmir, Pakistan, Irak, Israel dan Jalur Gaza Maroko, Suriah, Kuwait, Nigeria dan Kenya. Lima orang tewas dan puluhan luka-luka dalam aksi kekerasan yang terjadi kemarin, Jumat (14/9).
Obama mengatakan sungguh mengerikan melihat gambaran berbahayanya pekerjaan diplomat AS di luar negeri. Namun Amerika tidak harus meninggalkan misi global untuk menyebarkan martabat dan kebebasan.