Selasa 18 Sep 2012 22:36 WIB

Jerman Dukung Solusi Politik untuk Nuklir Iran

Germany Chancellor Angela Merkel (file photo)
Foto: Reuters/Max Rossi
Germany Chancellor Angela Merkel (file photo)

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN - Kanselir Jerman Angela Merkel menegaskan dirinya mendukung solusi politik terkait buntunya pembicaraan terkait program nuklir Iran. "Saya mendukung solusi politik ... dan saya percaya bahwa kita tidak pada titik di mana mencari solusi politik harus berhenti," ujarnya dalam konferensi pers di Berlin, Senin (17/9) seperti dikutip Reuters.

Sementara itu, kantor kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton mengumumkan pada Senin dirinyaa akan bertemu dengan kepala negosiator nuklir Iran, Saeed Jalili, di Istanbul pada Selasa (18/9).

Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Yukiya Amano mengatakan pihaknya "tegas berkomitmen" untuk melanjutkan pembicaraan dengan Iran untuk menyelesaikan masalah atas program energi nuklir Republik Islam itu. Putaran terakhir perundingan antara Iran dan IAEA diadakan di ibukota Austria, Wina, pada Agustus.

Duta Besar Iran untuk IAEA, Ali Asghar Soltanieh mengatakan pada Agustus lalu, Iran telah mengirimkan surat resmi kepada badan nuklir PBB. Dalam surat itu, Iran menyatakan kesiapannya untuk melanjutkan pembicaraan guna menyelesaikan masalah dan menjawab pertanyaan berdasarkan standar dan peraturan yang disepakati bersama .

Amerika Serikat, Israel dan beberapa sekutu mereka telah berulang kali menuduh Iran mengejar sasaran non-sipil dalam program energi nuklirnya. Iran berpendapat sebagai penandatangan Traktat Non-Proliferasi nuklir dan anggota IAEA, dia berhak untuk mengembangkan dan memperoleh teknologi nuklir untuk tujuan damai.

IAEA telah melakukan inspeksi berbagai fasilitas nuklir Iran, namun tidak pernah menemukan bukti yang menunjukkan pengalihan dalam program energi nuklir Tehran terhadap tujuan militer.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement