REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Tawuran yang terjadi antara siswa SMAN 6 dan SMAN 70 Jakarta pada Senin (24/9) siang menewaskan seorang siswa berinisial AS. Dinas Pendidikan DKI Jakarta menyerahkan kasus kriminal tersebut kepada pihak kepolisian.
"Ini kan sudah menghilangkan nyawa orang lain, kita serahkan kepada pihak kepolisian untuk mengusut dan mencari siswa yang menjadi pelakunya," kata Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taufik Yudi Mulyanto kepada Republika, Senin (24/9).
Taufik menyatakan keprihatinannya terhadap tawuran antara dua sekolah berdekatan itu hingga menewaskan satu orang siswa. Dengan adanya kasus ini akan menjadi tugas Disdik DKI Jakarta dengan kepolisian untuk mencari akar permasalahan dari tawuran yang kerap terjadi antara dua sekolah yang terletak di Blok M, Jakarta Selatan ini.
Menurutnya bukan tidak mungkin ada pihak yang menjadi provokator dari tawuran antara dua sekolah tersebut. Pasalnya setiap terjadi tawuran, para siswa kerap menggunakan batu, kayu hingga senjata tajam.
"Tidak mungkin siswa-siswa ini membawanya di dalam tas, pasti disimpan di suatu tempat dan ada orang yang mengorganisirnya, jadi seperti by design," jelasnya. Pihak sekolah yang kerap terjadi tawuran, lanjutnya, juga harus bertanggung jawab penuh dan tidak lepas tangan terhadap kasus ini. Masyarakat di sekitar lokasi tawuran juga harus mengawal dan ikut mengawasi jika akan terjadi tawuran susulan.
Ia juga mengklaim Disdik DKI Jakarta selalu melakukan upaya-upaya untuk mencegah tawuran seperti melakukan kegiatan bersama antara SMAN 6 dan SMAN 70 secara rutin. "Makanya polisi harus juga mengungkap siapa pihak yang selalu memprovokasi siswa dua sekolah ini untuk tawuran," ucapnya.