REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo prihatin atas peristiwa tewasnya siswa SMAN 6 Jakarta, Alawi Yusianto Putra yang diclurit oleh siswa SMAN 70.
"Saya prihatin sampai itu terjadi. Saya tahu, persatuan orang tua di sana sangat aktif terutama kepala sekolah," kata Gubernur DKI, Fauzi Bowo kepada wartawan, di Balaikota, Senin (24/9).
Namun, kata Fauzi, pihaknya hingga kini belum mengetahui penyebab kematian siswa SMAN 6 yang berlokasi di Bulungan, Jakarta Selatan. Pihaknya masih akan menunggu penyelidikan dari aparat kepolisian yang menangani kasus kini.
"Kita lihat perkembangannya. Jangan sampai berkembang sampai merugikan semua pihak. Ditunggu saja hasil penyelidikan kepolisian karena kasus ini sudah masuk tindak pidana. Kita minta laporan dari pihak-pihak terkait," ujarnya.
Meski kedua sekolah kerapkali terlibat sekolah, menurut Foke, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI tidak berencana memindahkan salah satu sekolah dari kawasan Blok M. Pasalnya, pemindahan sekolah belum tentu menyelesaikan masalah. "Yang lebih langgeng cari format kerukunan yang melibatkan stakeholder yang ada," tuturnya.
Sebelumnya, seorang siswa SMA 6 bernama Alawi (15), kelas 10-8 meregang nyawa akibat terkena sabetan senjata tajam saat terjadi aksi tawuran dengan siswa SMAN 70.
Dua siswa lainnya juga mengalami luka ringan di jari dan pelipis. Di dekat Tempat Kejadian Perkara (TKP), ditemukan sebilah celurit.