REPUBLIKA.CO.ID,JEMBER--Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan mengatakan lahan pertanian di Indonesia yang puso atau gagal panen akibat kekeringan selama musim kemarau tahun 2012 mencapai 12.000 hektare.
"Luas lahan pertanian yang mengalami kekeringan tahun ini mencapai 160.000 ha, namun yang puso sekitar 12.000 ha," kata Rusman di sela-sela acara pengukuhan Guru Besar di Gedung Soetardjo Universitas Jember, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Selasa.
Menurut dia, lahan puso terbesar berada di Jawa Barat yang mencapai 50 persen dari angka kekeringan nasional, kemudian disusul Jawa Tengah dan Jawa Timur yang paling rendah.
"Lahan puso akibat kekeringan di Jatim lebih rendah dibandingkan Jabar dan Jateng, sehingga berbahagialah petani di Jatim. Hal ini kemungkinan disebabkan para petani di Jatim patuh untuk menanam sesuai dengan waktu masa tanam dan tidak menanam padi terus menerus," tuturnya.
Sedangkan petani di Jabar, lanjut dia, tidak menghiraukan masa tanam karena harga beras di sana cukup bagus, sehingga petani tetap saja menanam padi dan padi, sehingga pada saat panen sudah kehabisan air di lahan pertanian tersebut dan menyebabkan gagal panen.
"Pemerintah sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp119 miliar untuk petani yang mengalami gagal panen tahun ini, namun saya yakin anggaran sebesar itu tidak terserap semua karena yang puso tidak sebesar penyediaan anggaran itu," katanya.
Ia menjelaskan Kementerian Pertanian akan mengawal anggaran untuk lahan puso tersebut, agar anggaran itu bisa tepat sasaran dan diterima oleh petani yang mengalami gagal panen di seluruh Indonesia.
"Anggaran sebesar Rp 119 miliar untuk petani yang puso sudah bisa dicairkan, sehingga kami akan mengawal pencairan anggaran itu, agar petani yang gagal panen menerima manfaatnya dari program tersebut," ujarnya menambahkan.