REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Amerika Serikat mencoret kelompok Mujahiddin-e-Khalq (MEK) dari daftar teroris. Kebijakan AS itu menuai kecaman dari Pemerintah Republik Islam Iran.
Keputusan itu disampaikan Menteri Luar Negeri, Hillary Clinton, Rabu (26/9). Tindakan itu merupakan satu kemenangan politik bagi kelompok yang pernah ditampung pemimpin Irak, musuh bebuyutan Iran, Saddam Hussein.
Kelompok itu, yang juga dikenal sebagai Organisasi Mujadihiddn Rakyat Iran, menyerukan penggulingan para pemimpin ulama Iran dan berjuang bersama pasukan Saddam dalam perang Iran-Irak pada medio 1980-an. Kelompok itu juga memimpin satu operasi terhadap Shah Iran dukungan AS pada 1970-an, termasuk serangan-serangan terhadap sasaran AS.
"Dengan melakukan tindakan ini Pemerintah AS harus memikul tanggun jawab atas darah ribuan warga Iran dan Irak yang dibunuh oleh para anggota kelompok sektarian ini," kata Ramin Mhmanparast, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, seperti dikutip kantor berita Mehr, Rabu (26/9).
Keputusan AS itu dibuat setelah bertahun-tahun lobi MEK, yang banyak anggotanya terlantar di Irak. AS memasukkan MEK dalam daftar organisasi teroris asingnya paa 1997. Namun di tahun yang sama MEK mengatakan mereka menghentikan aksi kekerasan dan meningkatkan satu usaha hubungan publik dan hukum. Tujuannya agar MEK dihapus dari daftar organisasi teroris AS.
AS berulang kali mengatakan keputusannya mencabut MEK dari daftar teroris terhambat oleh para anggota yang tinggal di Kamp Ashraf, satu pangkalan di Irak di mana mereka tinggal selama puluan tahun. Mereka kemudian dipindahkan ke satu bekas pangkalan militer AS di Baghdad dari mana mereka diperkirakan akan pindah ke luar negeri.
Pejabat Iran mengatakan pemindahan kelompok pembangkang dari Kamp Ashraf ke lokasi baru, mengakhiri pertikaian lama dengan pihak berwenang Irak. "Pemindahan para anggota kelompok teroris ini dari Kamp Ashraf ke tempat lain sama sekali satu alasan yang tidak dapat diterima. Karena sifat dasar teroris kelompok ini diabaikan," kata Mehmanparast, yang dikutip Mehr.
"Jika Amerika menyingkirkan kelompok ini, yang memiliki sejarah panjang aksi teroris dari daftarnya, itu merupakan satu pelanggaran kewajiban-kewajiban internasionalnya dan merusak usaha-usaha global untuk memerangi terorisme," tegasnya.