Sabtu 29 Sep 2012 22:09 WIB

Korut Tuding Korsel Provokasi Perang Demi Pemilu

Korea Utara (ilustrasi).
Korea Utara (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Korea Utara pada Sabtu menuduh Korea Selatan menghasut perang di sekitar perbatasan laut yang disengketakan untuk meraih dukungan bagi partai konservatif yang berkuasa menjelang pemilihan presiden Desember.

Seorang juru bicara Komisi Pertahanan Nasional Korut yang berpengaruh menyatakan Korsel telah menyusupkan kapal-kapal perang jauh ke dalam wilayah perairan Korut, hampir setiap hari".

Ia mengatakan kapal-kapal perang Korsel baru-baru ini menembaki kapal-kapal nelayan yang beroperasi dekat perbatasan maritim yang disengketakan. Korut menyatakan kapal-kapal nelayan itu berasal dari China.

Korsel kini sedang berusaha membenarkan penyusupan penyusupan itu dan insiden penembakan itu sebagai tindakan-tindakan untuk mempertahankan "garis perbatasan utara", katanya dalam satu pernyataan.

"Dan Park Geun Hye dan para politisi ambisius lainnya menggunakan tindakan mereka untuk meningkatkan kampanye pemilihan presiden," kata juru bicara itu.

Korut tidak pernah mengakui garis perbatasan yang ditetapkan secara sepihak oleh pasukan PBB pimpinan Amerika Serikat pada akhir Perang Korea untuk mencegah bentrokaan senjata antara dua Korea.

Pelanggaran yang berulang-ulang selama beberapa minggu oleh kapal-kapal nelayan Korut atas perbatasan Laut Kuning yang disengetaan itu berpuncak ketika angkatan laut Korsel memberikan tembakan peringatan pekan lalu untuk mengusir kapal-kapal Korut itu.

Pyongyang sebelumnya mengecam "penembangan sembarangan" itu dan mengancam akan menanggapi dengan satu "serangan hebat satuan-satuan garis depan (Korut) tanpa batas".

Pernyataan Sabtu itu dibuat setelah Seoul pekan ini mengancam tanggapan militer yang kuat terhadap setiap tindakan provokatif oleh negara komunis itu yang bertujuan untuk mempengaruhi pemungutan suara 19 Desember, di mana Park, kandidat partai yang berkuasa berharap akan menjadi wanita pertama sebagai presiden Korsel.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement