REPUBLIKA.CO.ID, KARAKAS -- Pemilihan presiden Venezuela yang akan dihelat pekan mendatang memanas. Setidaknya dua orang pendukung oposisi tewas ditembak saat sedang berkampanye. Insiden mematikan ini adalah kali pertama dan mulai memasuki babak akhir pertarungan politik di Venezuela.
Menteri Kehakiman Tarek El-aissami mengatakan penembakan terjadi saat rombongan pendukung calon presiden Henrique Capriles, melangsungkan kampanye di jalanan kota, antara Barinas dan Barinitas, sekira 450 kilo meter dari Ibu Kota, Karakas.
Di tempat yang sama, loyalis dari petahana Hugo Chaves atau yang disebut Chaviztas melakukan kegiatan serupa. Kata menteri, insiden bermula dari persoalan sepele antar pendukung. Namun dia belum mengetahui motivasi di balik penembakan tersebut, dan berjanji akan menyeret pelaku penembakan ke meja persidangan.
"Telah terjadi insiden kecil. Kepolisian masih menyelidiki apa yang menyebabkan konfrontasi (menjadi memanas)," terang dia kepada televisi pemerintah, de Venezolana, seperti dikutip The Associated Press, Ahad (30/9).
Dalam wawancaranya, Aissami tidak menanggapi jumlah tewas tersebut berasal kubu penentang Chaves. Namun para pejabat oposisi mengatakan jumlah tewas tersebut adalah rombongan loyalis Capriles. Partai oposisi juga menuding penguasa telah gagal memberikan rasa aman bagi masyarakat, dan menuntut untuk penegakan keadilan atas kejadian tersebut
"Tragedi ini akan memberi kita kekuatan dan iman,'' pernyataan Partai Primero Justicia. Partai menuding pelaku penembakan adalah personel pengamanan perusahaan minyak milik negara PDVSA, yang menyerang dari dalam sebuah van.Anggota Parlemen di Karakas, Julio Cesar Reyes menceritakan versi serupa.
Seperti dituliskan AP, Reyes menyalahkan kelompok pendukung Chavez yang secara sepihak menghalang-halangi kegiatan kampanye kelompok oposisi. Kata dia, pendukung pemerintah secara sengaja memblokir akses sepanjang jalan yang hendak dilalui kelompok oposisi.
Perdebatan yang tidak terelakkan berakhir dengan meluncurnya peluru tajam ke arah pendukung oposisi.Pascainsiden tersebut kepolisian setempat menahan sedikitnya enam orang yang terlibat. "Kami sangat sedih dengan berita buruk kali ini," kata Capriles melalui jejaring Twitter, seperti dikutip Reuters, Ahad (30/9).
Aksi bentrokan antar pendukung calon presiden di Venezuela juga pernah terjadi sebelumnya. Teranyar, awal September lalu, setidaknya 14 orang terluka akibat aksi saling lempar batu antar pendukung calon presiden. Peristiwa tersebut juga diawali dengan aksi blokir jalan yang dilakukan Chaviztas terhadap rombongan Capriles yang hendak melakukan orasi politiknya di pusat kota Puerto Cabello.