REPUBLIKA.CO.ID, Konstitusi Swaziland tak secara khusus menjamin kebebasan beragama. Namun, pemerintahan menghormati kebebasan beragama.
Hubungan antara agama pun damai, ungkap Encyclopedia of the Nations. Organisasi Islam Swaziland dalam laman resminya swaziland-islam.org.sz, mengungkapkan, umat Islam di negara itu memiliki kebebasan untuk menjalankan ibadah.
“Alhamdulillah, kami bisa menjalankan keyakinan kami secara bebas di negara ini,” ujar Usman Mansur, Presiden Organisasi Islam Swaziland.
Menurut dia, saat ini, pelajaran tentang agama Islam sangat penting untuk masuk dalam kurikulum sekolah-sekolah di Kerajaan Swaziland.
Untuk mempelajari Islam, kata dia, sekolah-sekolah biasa mengirimkan pelajarnya untuk ke Masjid Ezulwini yang berjarak 15 kilometer dari Mbabane, Ibukota Swaziland. Menurut Usman, saat ini, di Mbabane terdapat 1.200 pemeluk agama Islam.
Mendamba masjid
Saat ini, umat Islam yang tinggal di ibukota mendambakan hadirnya sebuah masjid yang representatif. Menurut Usman, masjid pertama di Swaziland dibangun pada 1978 di perkampungan Ezulwini. Akibatnya, sulit bagi umat Islam yang tinggal di Mbabane untuk menunaikan shalat lima waktu di Masjid Ezulwini.
Di ibukota Swaziland memang belum ada masjid, yang ada hanya sebuah mushala yang terletak di Malunge Township. Mushala berkapasitas 25 jamaah itu dibangun sekitar 1982 sehingga mushala itu tak bisa digunakan untuk shalat Jumat.
Memang sekarang sudah menampung 60 jamaah, tapi masih kurang representatif, ungkap Usman. Meski begitu, mushala itu tetap digunakan semaksimal mungkin oleh umat Islam yang menetap di ibukota.
Selain untuk shalat, mushala itu juga digunakan sebagai madrasah, tempat anak-anak Muslim mengaji, dan belajar ilmu-ilmu keislaman.