REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Anak usaha PT Pertamina (Persero) PT Pertamina EP, mengaku bisa rugi hingga Rp 2,7 miliar akibat penghentian sementara aliran minyak mentah dari pipa Tempino ke Kilang Plaju. Hal ini ditegaskan Manajer Humas Pertamina EP Agus Amperianto pada wartawan, Rabu (3/10).
"Kalau minyak yang disalurkan itu per hari 11 ribu barel, kalikan saja dengan penghentian penyaluran yang kita perkirakan mencapai enam jam," tegasnya. Namun ia menuturkan bisa saja kerugian bakal semakin besar jika ditambah dengan kerugian materi.
Di kesempatan yang sama pun, ia membantah ledakan terjadi di kilang milik Pertamina. Menurutnya kejadian yang berlangsung Rabu pagi sekitar pukul 06.00 WIB itu, berasal dari titik lokasi yang kerap menjadi wilayah pencurian minyak mentah oleh warga.
Pipa penampungan minyak mentah hasil curian warga menjadi sumber ledakan. "Udah beberapa kali saya sampaikan di media kalau masyarakat tidak tahu jenis minyak yang diambil, pasti akan terjadi kejadian kebakaran semacam ini," jelasnya.
Karena pelaku pencurian tak memperhatikan faktor keselamatan akhirnya minyak mentah ini gampang terbakar. "Sekarang sudah ditangani kejadiannya," ujarnya.
Pipa Tempino mengirimkan minyak mentah ke km 3 Plaju. Dari situ, minyak mentah disalurkan ke Kilang Plaju. Meski operasi kilang tak terganggu, pengiriman pasokan minyak mentah sementara dihentikan.
Namun demikian kegiatan di sumur-sumur Pertamina EP pun terus berlangsung. Minyak mentah dari sumur tetap bisa disalurkan langsung ke penampungan minyak mentah.