REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Puluhan mahasiswa dan aktivis organisasi kemasyarakatan yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Banyumas Dukung KPK berunjuk rasa dengan memberikan bunga untuk patung polisi karena dinilai lebih jujur.
Dalam unjuk rasa yang digelar di belakang Markas Satuan Polisi Lalu Lintas Kepolisian Resor Banyumas di Purwokerto, Ahad (7/10) siang, beberapa personel Polres Banyumas sempat berupaya memindahkan dua patung polisi yang berdiri di tempat itu.
Oleh karena dua patung polisi tersebut berat dan tertanam pada fondasi di tanah, mereka batal memindahkannya. Selain memberikan bunga, pengunjuk rasa juga menempeli patung polisi itu dengan amplop putih bertuliskan 'upeti'.
Koordinator aksi, Barid Hardiyanto mengatakan, selama ini polisi di Indonesia yang bersih dan bebas dari korupsi hanya ada dua, yakni polisi tidur dan patung polisi.
Menurut dia, penghormatan terhadap patung polisi ini dimaksudkan agar polisi sungguhan berhenti mengkriminalisasi setiap institusi yang berusaha membersihkan institusi kepolisian dari tindakan korupsi.
"Kami sudah muak dengan praktik korupsi. Kami muak dengan pelemahan KPK. Setiap kali KPK berusaha mengungkap kasus korupsi di lembaga kepolisian, ada saja cara untuk mengkriminalisasi KPK," katanya.
Ia mengatakan, tindakan terhadap Novel Baswedan yang merupakan penyidik kasus simulator SIM adalah salah satu bentuk kriminalisasi yang dilakukan oleh polisi. Selain itu, kata dia, pengepungan di kantor KPK beberapa hari lalu juga merupakan merupakan arogansi polisi.
"Kami berharap masih ada polisi berintegritas seperti Novel Baswedan yang berani membersihkan intitusi polri dari perampokan uang negara. Kalian harus berani, meski harus berhadapan dengan jenderal kalian," kata Barid sembari mengacungkan jari ke arah polisi yang melihat aksi unjuk rasa tersebut.
Salah seorang pengunjuk rasa dari STAIN Purwokerto, Irfan mengatakan, setiap kali KPK berupaya mengungkap tindak pidana korupsi, polisi justru membuat setingan kriminalisasi yang sangat tidak masuk akal.
"Rakyat bukanlah orang bodoh yang bisa percaya begitu saja terhadap skenario aneh yang dibuat oleh polisi," katanya.
Oleh karena itu, dia mengajak KPK dan masyarakat sipil yang pro terhadap pemberantasan korupsi untuk bersatu.