REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Joint Comittee dari Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI), Joko Driyono mempersilakan Djohar Arifin jika memang akan mengadukan KPSI ke Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) terkait dengan beberapa hal yang dianggap sebagai pelanggaran oleh KPSI.
"Mestinya PSSI jangan bilang 'akan', tapi lakukan saja langsung. Jika memang sudah demikian, maka kita akan jalani prosedur yang diperlukan," ujar Joko Driyono kepada wartawan, Senin (9/10) malam.
Hal itu dikatakan Joko dalam menanggapi pernyataan baru yang dikeluarkan oleh ketua umum PSSI Djohar Arifin bahwa pihaknya akan meninjau kelanjutan proses konsolidasi dengan KPSI yang tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani di Kuala Lumpur pada 7 Juni 2012.
"Karena mereka kami anggap melanggar beberapa poin dalam MOU ataupun hasil yang telah disepakati dalam rapat Joint Committee," kata Djohar Arifin di Kantor PSSI, Jakarta, Senin.
Menurut Djohar Arifin Husin, bentuk pelanggaran yang telah dilakukan oleh KPSI adalah penggunaan logo PSSI pada kop surat, lambang Garuda pada kostum pemain yang menyerupai kostum timnas resmi, menyelenggarakan Pelatnas di Malang, dan berniat menyelenggarakan kongres sendiri pada November 2012.
Selain melaporkan kejadian ini kepada tim Task Force AFC, Djohar juga berencana menempuh jalur hukum pidana.