REPUBLIKA.CO.ID, TOMOHON -- Aktivitas vulkanik pascaletusan Ahad (7/10) relatif terus menurun. Hal itu ditandai dengan menurunnya kegempaan vulkanik dalam dan dangkal yang terekam setiap enam jam.
"Di periode waktu enam jam, rata-rata kegempaan yang terekam hanya satu sampai dua kali. Berbeda dengan beberapa waktu sebelum terjadi letusan," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu, Farid Ruskanda Bina, di Tomohon, Rabu.
Meski begitu, ia mengatakan, aktivitas pendakian menuju Gunung Lokon masih ditutup.
"Kami berharap tidak ada aktivitas pendakian menuju ke kawah atau puncak gunung," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu, Farid Ruskanda Bina, di Tomohon, Rabu.
Farid mengharapkan, berkaitan dengan pelarangan pendakian, pemerintah kelurahan dapat mengkontrol akses jalan menuju ke kawah atau puncak gunung. Apalagi aktivitas Gunung Lokon masih fluktuatif, terkadang terjadi peningkatan.
"Pelarangan terhadap pendakian juga erat kaitannya dengan rekomendasi dari PVMBG Bandung mengenai radius bahaya yaitu 2,5 kilometer dari kawah Tompaluan, Gunung Lokon," kata dia.
Sementara itu terpantau, aktivitas penambangan batu di sekitar lereng Gunung Lokon seperti di Kelurahan Kakaskasen I, Kelurahan Kinilow Satu dan Kinilow, berangsur normal.
Warga penambang sempat mengurungkan niat melakukan aktivitas setelah lokasi penambangan tertutup debu cukup tebal.