REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki siap mengizinkan satu pesawat sipil Suriah yang berisi "barang mencurigakan" pergi, setelah memaksanya mendarat di Ankara, Rabu pagi (10/10), demikian laporan media setempat.
"Barang militer" dideteksi selama penyelidikan, kata seorang pejabat Turki kepada Xinhua. Pesawat tersebut, yang dalam penerbangan dari Moskow menuju Damaskus, menunggu persetujuan Kementerian Luar Negeri Turki untuk lepas landas lagi.
Ada barang "yang menimbulkan pertanyaan" di dalam pesawat, kata Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu kepada wartawan selama kunjungan ke Athena.
"Kami menahan barang itu untuk pemeriksaan dan operasi lebih lanjut," Davutoglu menambahkan, sebagaimana dikutip Xinhua -- yang dipantau di Jakarta, Kamis (11/10).
Pesawat penumpang Suriah tersebut dipaksa mendarat di Ibu Kota Turki, Ankara, Rabu pagi, berkaitan dengan keterangan intelijen mengenai "barang non-sipil", kata Davutoglu, dalam wawancara yang disiarkan televisi sebelumnya.
Pesawat tujuan Damaskus itu "kurang memberi informasi, atau memberi informasi yang salah" mengenai barangnya, kata Davutoglu, beberapa jam setelah pesawat tersebut dipaksa oleh dua pesawat F-16 untuk mendarat di Bandar Udara Esenboga di Ankara.
Turki segera mengerahkan jet tempur F-16 setelah pesawat jenis Airbus A-320 itu, yang lepas landas dari Moskow, Rusia, memasuki wilayah udara Turki, dan memaksanya mendarat di Ankara, demikian laporan sebelumnya.
Turki bertekad menghentikan setiap pengiriman senjata kepada pemerintah Suriah yang melewati wilayahnya, kata Davutoglu.
Kementerian Luar Negeri Turki juga telah menginstruksikan perusahaan penerbangan Turki agar menjauhi wilayah udara Suriah dan menggunakan jalur lain, kata menteri tersebut. Ia menyampaikan kekhawatiran mengenai ancamanan keamanan di Suriah.