REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemimpin tertinggi Republik Islam Iran, Ayatullah Ali Khamenei buka suara soal krisis ekonomi yang sedang melanda Iran belakangan ini. Ayatullah meminta para pejabat tinggi agar berhenti berargumentasi soal memburuknya kondisi ekonomi.
"Para pemimpin negara harus sadar dan menerima tanggung jawab mereka ketimbang saling menyalahkan satu sama lain," kata Khamenei seperti dilansir Alarabiya, Kamis (11/10).
Pernyataan Khamenei terlontar di tengah panasnya perselisihan antara pemerintahan Presiden Mahmud Ahmadinejad dan faksi-faksi politik di parlemen soal jatuhnya nilai mata uang rial Iran. Pemimpin oposisi di parlemen, Ali Larijani terang-terangan mengkritik habis-habisan Ahmadinejad atas kebijakan-kebijakan ekonominya.
Alih-alih memanaskan perselisihan dengan memihak salah satu pihak, Ali Khamenei memilih menyalahkan dunia Barat atas krisis di Negeri Para Mullah itu. "Sanksi (ekonomi) barbar dari Barat adalah sesuatu yang tidak masuk akal," ujarnya.
Meski demikian, Khamenei tidak sependapat dengan pandangan Barat yang menilai kejatuhan nilai mata uang rial adalah awal dari kejatuhan Iran. "Persoalan Ekonomi yang dihadapi Eropa saat ini lebih buruk daripada yang dihadapi Iran," tegas Khamenei.