Jumat 12 Oct 2012 13:01 WIB

Jalan Hidup Salikin (8)

Whirling Darwishes (ilustrasi).
Foto: trekearth.com
Whirling Darwishes (ilustrasi).

Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar

Persaudaraan

Para alumni khanqah memiliki rasa persaudaraan yang amat mendalam. Mereka menjadi seperti saudara spiritual yang saling merindukan satu sama lain.

Dari sinilah lahir istilah persahabatan spiritual (al-shuhbah) seperti yang dijanjikan salah satu dari tujuh kelompok yang dijanjikan masuk ke dalam vila peristirahatan di bawah Arasy di Padang Makhsyar.

Suatu tempat yang sangat nyaman, seperti dinyatakan dalam hadis shahih, sementara manusia lain di Padang Makhsyar ada yang berenang di atas keringatnya selama ribuan tahun.

Tradisi mendiami sebuah tempat khusus untuk berkontemplasi sudah lama dikenal umat manusia. Pondok khanqah bisa dianalogikan dengan gua-gua di pegunungan, tempat di mana para nabi dan wali Allah mendapatkan wahyu, ilham, dan keajaiban lainnya.

Alquran meng abadikan Gua Kahfi yang pernah dihuni tujuh wali bersama anjingnya yang tidur selama 309 tahun.

Gua Hira yang bertahun-tahun digunakan Nabi Muhammad untuk berkhalwat yang pada akhirnya menerima wahyu pertama di sana.

Gua tempat Nabi Ibrahim menyimpulkan bahwa bintang-bintang, bulan, dan matahari, pasti bukanlah Tuhan karena mereka timbul-tenggelam.

Mihrab Maryam dan Zawiyah Ali Imran jelas mengisyaratkan adanya tempat yang spesifik untuk menjalani praktik riyadhah sangat penting. Tempat itu biasanya terpelihara kebersihan dan kesuciannya, karena ia merupakan lokus spiritual untuk taqarrub ilallah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement