REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Partai Golkar (PG) mengaku merasa terganggu akan LSM asing International Foundation For Elektoral Systems (IFES) yang terlibat dalam Sistim Informasi Politik (Sipol) Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Pasalnya, hal itu dapat meragukan kapabilitas dan flexibilitas KPU. "Kami agak sedikit terganggu dengan terlibatnya LSM asing dalam Sipol ini,"ujar Ketua DPP PG Priyo Budi Santoso pada Republika di Kantor DPP PG Jakarta, Sabtu (20/10).
Menurutnya, keterlibatan LSM asing ini bukannya membantu tapi justru mengganggu. Seharunya, KPU lebih membenahi Sipol tersebut agar lebih fexibel. Tapi, tetap dengan jalur profesional.
Oleh karena itu, KPU jelas Priyo harus membangun semuanya dengan sistim modern yang jelas. Sebab, jika seperti ini, tidak hanya Parpol baru saja yang kesulitan tapi juga Parpol lama. "Parpol yang lama aja kesulitan apalagi yang baru, tidak adil jika suatu partai di judge satu partai,"jelasnya.
Meski sebenarnya PG kata Priyo sangat menghargai upaya KPU yang punya niat untuk memodernisir sistim yang ada di KPU. Tapi, dia menyayangkan karena dalam pelaksanaannya hal ini tidak membangun titik yang kuat karena tidak menjangkau semua lini. Selain itu, pelaksanaan Sipol ini juga tidak dibarengi dengan sosialisasi dan cara manajemen yang baik.
Namun, dia menegaskan bahwa partainya tidak akan menggugat KPU. PG menurutnya hanya meminta agar komisi pemilihan ini lebih fleksibel dan tidak menyulitkan. "Golkar tak akan menggugat, karena sebenarnya setuju, tetapi karena menyulitkan, saya minta KPU fleksibel,"tegas Wakil Ketua DPR ini.