REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Perdana Menteri Lebanon, Najib Miqati, Sabtu (20/10) lalu mengajukan pengunduran diri setelah pemboman mobil maut di Beirut. Tapi, dia belakangan membatalkan keputusannya atas permintaan Presiden Michel Suleiman. Demikian laporan National News Agency (NNA).
Miqati, Sabtu pagi, mengatakan ia telah mengambil keputusan untuk tidak lagi menjadi perdana menteri. Dia mendesak pembentukan pemerintah persatuan nasional.
Namun belakangan, Perdana Menteri itu mengatakan,"Saya membatalkan keputusan saya untuk mengundurkan diri atas permintaah Presiden Michel Suleiman."
Pengunduran Miqati dilakukan setelah satu sidang luar biasa Kabinet yang diadakan di Istana Baabda. Ini setelah tewasnya Kepala Cabang Penerangan Pasukan Keamanan Dalam Negeri Lebanon, Wissam El Hassan, dalam pemboman mobil di Beirut, Jumat.
Ia menjelaskan Suleiman meminta kerangka waktu bagi dia untuk berkonsultasi dengan anggota meja dialog nasional mengenai keputusannya untuk mundur.
"Ini adalah masalah nasional dan kami sangat ingin memelihara negeri ini. Kami tak ingin meninggalkan Lebanon dalam kevakuman," kata Miqati menambahkan sebagaimana dikutip Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad pagi.