Selasa 23 Oct 2012 00:25 WIB

Mesir Apresiasi Pengakuan Thailand atas Palestina

Bendera Palestina
Bendera Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Mesir menyampaikan apresiasinya kepada Thailand atas pengakuannya terhadap kedaulatan negara Palestina. 

Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri Mesir, Mohamed Kamal Amr ketika menerima sejawatnya, Menteri Luar Negeri Thailand Surapong Tovichakchaikul yang saat ini melakukan kunjungan resmi ke negara Piramida itu.

Menlu Amr menjelaskan, pernyataan pengakuan oleh Thailand itu diikuti dengan penandatanganan perjanjian hubungan diplomatik kedua negara pada Agustus lalu.

Sementara itu, Menlu Surapong menegaskan negaranya mendukung rakyat Palestina untuk menentukan nasibnya sendiri dengan perwujudan negara Palestina berdaulat sesuai dengan garis perbatasan 1967.

Selain itu, katanya, Thailand juga menyeponsori inisiatif ASEAN untuk memberi dukungan nyata berupa pemberdayaan Palestina di bidang pendidikan dan pertanian.

Kunjungan Menlu Thailand ke Mesir tersebut dimaksudkan untuk memperkuat hubungan bilateral terkait dengan peringatan 60 tahun hubungan diplomatik kedua negara.

Menlu Surapang pada Senin (22/10) melakukan kunjungan muhibah ke Syeikh Agung Al Azhar, Prof Dr Ahmed Al Tayeb, seusai menghadiri wisuda mahasiswa Thailand di Universitas Al Azhar.

"Kunjungan muhibah saya dengan Syeikh Agung untuk menyampaikan apresiasi atas didikan Al Azhar terhadap mahasiswa Thailand," katanya.

Menlu menambahkan pihaknya telah menyampaikan undangan kepada Syeikh Agung untuk berkunjung ke Thailand, dan beliau menerima undangan itu.

Tercatat sekitar 1.400 mahasiswa Thailand, umumnya mahasiswa asal patani di wilayah selatan Thailand, menuntut ilmu di universitas Islam tertua di dunia tersebut.

Sebelumnya, pemerintah Thailand melalui kedutaan besarnya di Kairo menyampaikan bantuan pembangunan asrama Al Azhar untuk mahasiswa asing.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement