REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pengusaha Indonesia dan Cina sepakat untuk menjalin kerja sama membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Indonesia Timur.
Kesepakatan kerja sama itu dilakukan PT 1945 Nuswantara Investama dengan Fire Energy. Penandatangan kesepakatan dilakukan Presiden Direktur PT 1945 Nuswantara Investama Romy Soekarno dan Direktur Fire Energy John Liu di hadapan Duta Besar RI untuk Cina dan Mongolia, Imron Cotan, di Beijing Sabtu (27/10) waktu setempat.
Dalam nota kesepahaman itu kedua pihak sepakat mengembangkan proyek energi terbarukan ramah lingkungan (ecogreen renewable energy) di Indonesia, khususnya di Indonesia Timur melalui pembangunan pembangkit listrik 10 MW menggunakan teknologi tenaga surya.
Kedua pihak juga sepakat untuk menindaklanjuti MoU dengan perjanjian kerja sama teknis dan saling bertukar informasi menyangkut kerja sama tersebut.
Terkait dengan itu, dalam waktu dekat, pihak Fire Energy akan melakukan kunjungan ke kawasan Indonesia Timur untuk meninjau lahan yang ditawarkan PT 1945 Nuswantara Investama.
Presiden Direktur PT 1945 Nuswantara Investama Romy Soekarno mengatakan, dengan nilai investasi awal sekitar 40 juta dolar AS, kedua pihak akan membangun pembangkit listrik tenaga surya di berbagai kawasan di Indonesia Timur. Tahap pertama akan dibangun di Bali.
Perseroan Terbatas (PT) 1945 Nuswantara Investama merupakan perusahaan nasional Indonesia yang bergerak di bidang investasi keuangan, teknologi, dan produk dari luar negeri. Sementara Fire Energy merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pengembangan tenaga surya.
Selain pembangunan pembangkit listrik tenaga surya, kedua pihak juga sepakat merealisasikan gagasan penyelenggaraan "Solar Summit" pada bulan Maret 2013 di Bali.
"Penyelenggaraan Solar Summit direncanakan membahas teknologi konversi energi surya," kata Romy.