REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan kecaman terhadap iklan TKI di Malaysia (TKI On Sale) bukan hanya datang dari Pemerintah Indonesia saja. Pemerintah Malaysia pun ikut mengecam iklan yang dianggap merendahkan warga Indonesia tersebut.
"Karena segera setelah ada pemberitaan masalah itu, pemerintah Malaysia melalui Menlunya mengecam edaran atau iklan seperti ini," kata Marty di Jakarta, Senin (29/10).
Ia mengatakan, Pemerintah Indonesia dan Malaysia telah menandatangani kesepahaman tentang pengiriman tenaga kerja, dan mencabut moratorium (penundaan) pengiriman TKI ke Malaysia secara resmi pada akhir tahun 2011.
Namun demikian ketatnya, 'MoU' itu maka hingga saat ini baru 64 orang yang secara resmi berangkat ke Malaysia di bawah payung moratorium itu.
"Tentunya di saat yang sama masih ada pihak yang tidak bertanggung jawab yang memfasilitasi adanya TKI yang berada di Malaysia tanpa perlindungan MoU itu tentu sangat disayangkan. Karena tanpa MoU itu kemampuan untuk memberi perlindungan juga akan terpengaruhi," katanya.
Ia menambahkan, dirinya telah melaporkan hal tersebut kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Lembaga Swadaya Masyarakat Migrant Care, Anis Hidayah, mengungkapkan adanya iklan, brosur ditempat-tempat umum, jasa Penata Laksana Rumah Tangga (PLRT) di Malaysia.
Iklan yang beredar di Kuala Lumpur itu bertuliskan "Indonesian maids now on sale" yang dapat diartikan sebagai obral pekerja domestik asal Indonesia. Di brosur iklan tersebut terdapat tulisan potongan harga 40 persen.