REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Kementerian Luar Negeri Suriah, Selasa (30/10), menyalahkan Turki dan Negara Teluk atas pertumpahan darah yang terus berlangsung di negara yang dirongrong kerusuhan tersebut.
Damaskus menambahkan semua negara itu telah merusak misi utusan internasional Lakhdar Brahimi. Di dalam satu pernyataan yang dikeluarkan pada Selasa, Kementerian tersebut mengatakan Turki dan sebagian Negara Teluk belum mengikat diri mereka dengan komitmen bagi keberhasilan gencatan senjata dukungan PBB di Suriah.
Suriah merujuk tudingannya kepada Arab Saudi dan Qatar. "Oleh karena itu, mereka memikul tanggung jawab atas pertumpahan darah yang terus berlangsung di Suriah," katanya.
Peran mereka dalam mendanai, mempersenjatai dan menampung kelompok bersenjata itu merusak misi Lakhdar Brahimi. Utusan gabungan PBB-Liga Arab untuk Suriah yang mengusulkan gencatan senjata selama masa liburan Idul Adha.
Suriah telah lama menuduh Turki, Arab Saudi dan Qatar memberikan segala jenis dukungan bagi gerilyawan bersenjata di Suriah. Semua negara itu secara terang-terangan telah mengumumkan dukungan mereka bagi petempur oposisi. Gerilyawan tampaknya telah memiliki sumber daya makin baik belakangan ini.