Rabu 31 Oct 2012 16:37 WIB

Tsa'labah dan Perintah Zakat (3)

Rep: Fitria Andayani/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: blogpot.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Ternaknya terus bertambah dan dia menjadi sangat sibuk. Akhirnya, Tsa’labah mulai meninggalkan shalat Jumat.

Dia hanya menemui orang-orang yang lewat padang gembalaannya untuk menuju shalat Jumat di Masjid Madinah dan hanya untuk menanyakan kabar.

Saat itu, Rasulullah menangkap ada hal yang aneh dari Tsa’labah. Dia pun bertanya kepada dua pengendara unta yang ditemuinya. “Apa yang dilakukan oleh Tsa’labah?”

Mereka menceritakan soal ternak Tsa’labah kepada Nabi. Rasul terkejut dan bersabda. “Aduh celaka Tsa’labah, aduh celaka Tsa’labah, celaka Tsa’labah,” ujar beliau.

Perintah zakat

Kejadian itu membuat Allah menurunkan surah at-Taubah ayat 103 yang berbunyi, “Khudz amwaalihim shadaqatan” (ambillah zakat dari harta mereka).

Ayat ini menegaskan kewajiban zakat kepada seluruh umat Muslim dengan cara menyisihkan sebagian untuk menyucikan seluruh harta sehingga bisa menenteramkan jiwa pemiliknya. Nabi kemudian mengutus dua orang dari Bani Juhainah dan Salim untuk mengumpulkan zakat.

Namun, ketika mereka berdua datang ke rumah Tsa’labah, dia justru berusaha menghindari kewajiban itu. “Ini hanyalah pajak, ini adalah semacam pajak. Aku tidak tahu, apa ini? Pergilah sehingga selesai tugasmu, nanti kembali lagi kepadaku,” elak Tsa’labah.

Mereka kemudian pergi ke kabilah Bani Sulaim dan berhasil mendapatkan zakat berupa unta yang paling bagus. Ketika mereka kembali lagi ke Tsa’labah, lagi-lagi dia menghindar.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement