Kamis 01 Nov 2012 13:26 WIB

Jokowi: Tegas Bukan Berarti Kasar

Rep: Rachmita Virdani/ Red: Fernan Rahadi
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, menerima jabat tangan dari seorang warga usai melakukan Shalat Jumat di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat (26/10).
Foto: Antara/Dhoni Setiawan
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, menerima jabat tangan dari seorang warga usai melakukan Shalat Jumat di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat (26/10).

REPUBLIKA.CO.ID, KEBON SIRIH  --  Guna memberi arahan kepada Satuan Polisi Pamong Praja atau Satpol PP, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo menggelar apel siaga pada pagi tadi di Lapangan IRTI Monas.

Dalam apel yang digelar pada pukul 07.30 WIB tersebut Jokowi memberikan beberapa instruksi kepada 5000 Satpol PP untuk memberikan keamanan dan keteriban di wilayah DKI Jakarta. Ia menginginkan dalam pelaksanaannya Satpol PP tetap menggunakan cara-cara yang persuasif namun tegas.

"Tegas bukan berarti kasar. Yang paling penting memberikan solusi. Saya optimistis Satpol PP akan mengedepankan sisi humanis dan tidak ada lagi tindakan brutal. Kalau bisa jangan menggunakan tameng, pentungan dan pisau belati," jelasnya Kamis (1/11).

Jokowi menuturkan Satpol PP yang berada di bawah naungan masing-masing Pemerintah Daerah merupakan gambaran dari kinerja Pemda.

"Kalau Satpol PP tukang gebuk di mana-mana, pasti pemerintah daerah juga. Jadi hobinya Satpol PP nggak bak buk seperti itu. Makanya saya harapkan Satpol PP bisa santun dan ramah tapi tetap tegas," pintanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement