Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar
Setiap pagi bermakna eksistensi dari suatu kualitas yang menjadi sebab ketertarikannya pada bumi ini.
Setiap ketertarikan menjadi hijab yang menutupi pandangannya dari keagungan keabadian (qidam).
Setiap hijab adalah sebab kejauhan dari alam gaib. Setiap kejauhan adalah sebab kedekatan pada dunia materi hingga saat hijab itu menutup sepenuhnya dan dunia ini seluruhnya berada dalam diri Adam.
Jika khalwat sedang berlangsung, pada diri seorang salik tercipta suasana ketersingkapan hijab dengan berbagai manifestasi.
Ibarat tempat peleburan logam, dengan nyala api kezuhudan nafsu dilebur, dimurnikan dari segala endapan kotoran, kemudian cahayanya diindahkan laksanakan cermin. Dengan cermin itu, tampaklah segala sesuatu yang tersembunyi.
Menurut Suhrawardi, khalwat bagaikan himpunan dari segala sesuatu yang saling bertentangan satu sama lain di dalam nafsu (nafs) dalam berbagai latihan rohani (mujahadah).
Misalnya membatasi makan dan minum, berbicara terbatas, membatasi diri untuk berkumpul satu sama lain guna memulihkan konsentrasi penting untuk semua, selalu berzikir, menolak berbagai macam pikiran, dan senantiasa melakukan muraqabah, yakni kontemplasi disertai dengan rasa takut.
Latihan-latihan yang bersifat kerohanian (riyadhah) berarti meninggalkan keinginan nafsu dan berbagai syarat dalam berbagai usaha.