Ahad 04 Nov 2012 22:33 WIB

DC United Ditahan Red Bulls

Rep: Abdullah Sammy/ Red: M Irwan Ariefyanto
DC United ditahan seri Red Bulls
Foto: usa today
DC United ditahan seri Red Bulls

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON - Drama tercipta pada leg pertama babak playoff semifinal Wilayah Timur Major League Soccer (MLS) antara tuan rumah DC United melawan New York Red Bulls. Dua gol bunuh diri, kartu merah, dan penalti gagal mengemas drama selama 90 menit di Stadion RFK yang berakhir imbang 1-1 pada Ahad (4/11) pagi WIB. “Kami seharusnya bisa memenangi pertandingan. Tapi, kami tetap bisa menerima hasil 1-1 ini,” ujar pelatih DC United Ben Olsen seperti dikutip laman klub.

DC United sejatinya mengontrol jalannya pertandingan. Beberapa kali aksi kerja sama Chris Pontius dan Branko Boskovic merepotkan penjaga gawang Red Bulls, Luis Robles. Selain apik dalam membangun serangan, penggawa DC United juga disiplin dalam bertahan.

Pada babak pertama, DC United punya kesempatan membuka keunggulan lewat titik putih menyusul hand ball pemain Red Bulls. Tapi, tendangan penalti Pontius pada menit ke-33 mampu dihalau Robles yang tampil prima sepanjang pertandingan. “Kami terlalu bermain tergesa-gesa pada babak pertama. Padahal, seharusnya kami bisa memetik keunggulan,” ujar Olsen mengomentari banyaknya peluang DC United yang terbuang di paruh pertama.

Serangan gencar DC United akhirnya berbuah pada menit ke-61. Aksi bek DC United Chris Korb memecah sukacita publik Stadion RFK. Umpan tajam Korb dari sisi kiri salah diantisipasi bek Red Bulls, Roy Miller. Bola halauan bek asal Kosta Rika ini justru meluncur deras ke jala Robles.

Namun, Red Bulls mendapatkan keberuntungan setelah kiper DC United Bill Hamid salah mengantisipasi bola lima menit berselang. Bola tangkapan Hamid justru menerjang masuk ke gawang DC United.

Red Bulls semakin di atas angin setelah pemain DC United Andy Najar mendapat kartu merah. Wasit Jair Marrufo memberikan kartu kuning pertama karena Najar melakukan pelanggaran. Winger asal Honduras ini tidak terima dan melempar bola ke arah Marrufo. Tanpa ampun, Marrufo mengeluarkan kartu kuning untuk kali kedua disusul kartu merah.

Najar pun tak dapat bermain pada leg kedua nanti. Sebuah kerugian bagi DC kehilangan gelandang muda enerjik ini. Olsen menilai, Najar lepas kontrol akibat sejumlah keputusan kontroversi Marrufo. Tapi, menurut Olsen, Najar tak punya alasan bereaksi seperti itu.

Marrufo memiliki riwayat karier yang diwarnai kontroversi. Wasit berdarah Meksiko ini pernah dikenai sanksi larangan memimpuin di MLS akibat kepemimpinannya yang buruk pada medio 2009. Nama Marrufo pun dicoret FIFA dari daftar wasit untuk Piala Dunia 2010.

Kendati hanya bermain imbang di kandang sendiri, Olsen optimistis dengan peluang DC United untuk melaju ke final wilayah Timur. “Di sini atau di New York, kami bisa mengalahkan mereka,” kata Olsen menegaskan.

Sementara itu, pelatih Red Bulss Hans Backe bersyukur, timnya bisa menghindari kekalahan pada leg pertama. Menurutnya, hasil imbang memberi keuntungan bagi timnya saat menjamu DC United pada leg kedua yang akan berlangsung di New York. “Mereka (DC United) bermain sangat kuat pada 25-30 menit pertama. Dan, Robles mampu melakukan penyelamatan penalti. Itu momen kunci dalam pertandingan ini,” tutup Backe

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement