REPUBLIKA.CO.ID, Laporan Wartawan Republika Harun Husein dari Jeddah
JEDDAH -- Sebanyak 87 persen penerbangan pemulangan jamaah haji ke Tanah Air, yang dilakukan Garuda Indonesia dan Saudi Airlines, mengalami keterlambatan (delay). Hanya 17 persen yang tepat waktu (9-on time) atau lebih cepat dari jadwal.
Kepala Bidang Transportasi Haji Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Edayanti Dasril, mengatakan keterlambatan tersebut lebih banyak disebabkan otoritas bandara King Abdul Aziz. Dari sisi jamaah haji dan pesawat yang datang dari Tanah Air, kata dia, kebanyakan sudah on time.
“Sampai saat ini, keterlambatan belum ada karena faktor teknis pesawat, baik pesawat rusak atau pun slot yang belum confirm. Seluruh keterlambatan disebabkan faktor bandara,” kata Edayanti.
Tapi kondisi sekarang ini sudah jauh lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Tahun lalu, kata dia, sejumlah penerbangan bisa bisa terkena delay hingga 10 jam, yang membuat jamaah haji terpaksa diinapkan di hotel dan diberi konsumsi tambahan.
“Tahun lalu, 10 hari pertama pemulangan jamaah, saya tidak bisa makan dan tidak bisa tidur. Sekarang alhamdulillah, sampai hari keenam, dari pantauan saya, sudah jauh lebih baik. Keterlambatan yang ada masih dalam batas toleransi,” kata Edayanti.
Berdasarkan catatan PPIH, hingga Ahad (4/11) malam, pukul 20.00 waktu Arab Saudi (WAS), 60 persen pesawat terlambat kurang dari 60 menit. Yang terlambat 60 menit sampai dengan 180 menit sebanyak 15 persen. Sedangkan, yang terlambat 180 menit sampai dengan 360 menit sebanyak 12 persen.
Sampai dengan Ahad malam, sudah 85 kloter jamaah haji yang diterbangkan Garuda Indonesia dan Saudi Airlines. Total jamaah yang sudah pulang sekitar 34 ribu orang.