REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tahun Baru Islam 1 Muharram 1434 Hijriyah menjadi momen warga Nahdliyin yang tergabung di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menggelar ragam kegiatan.
Anggota Dewan Syuro PKB, KH Maman Imanulhaq, menjelaskan makna di balik relevansi perayaan Muharram dan Green Party.
Selama ini, sebutnya, prinsip cinta tanpa primordialisme dipegang PKB sebagai prinsip utama. "Maka, ini meneguhkannya sebagai partai yang dilahirkan para ulama untuk kehidupan bangsa yang lebih baik,” jelas Kiai Maman, Selasa (6/11).
Bertindak sebagai tuan rumah Gebyar Muharram, Sekretaris DPW PKB Jabar Syaeful Huda Syafii menyatakan kesiapannya. Dia bakal melibatkan seluruh kader PKB di Jabar.
Begitu pula kalangan pesantren, ibu-ibu majelis ta'lim, beberapa paguyuban dan sanggar seni, klub-klub sepakbola, para bobotoh serta komunitas-komunitas anak muda di Jabar. Khusus acara Dialog Kebangsaan, beberapa kiai muda menyatakan siap menyukseskan acara ini.
Mereka antara lain KH Luthful Hakim, MA (Kang Aim) Ponpes Buntet, KH Fuad Muslim (Kang Pepep) dari Ponpes Al-Jarnuji Tasikmalaya, KH Abdul Karim Sujai dari Pesantren Al-Istiqlal, Nyai Dede Masitoh dari Ponpes A-Mizan Majalengka, Nyai Zakiah Sholihah dari Ponpes Bahrul Ulum Subang, KH Dadang Nurcholis dari Pesantren Al-Faqieh Sumedang.
"Kesediaan mereka menunjukkan bahwa PKB adalah partai anak muda yang punya komitmen kuat menjadikan agama sebagai spirit untuk perubahan, perdamaian serta ketakziman kepada orang tua dan peninggalan leluhur berupa warisan budaya dan kearifan lokal,” jelas Huda dengan bangga.