REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Sebanyak 11 pengelola cagar budaya dan situs bersejarah di Jawa Tengah mengikuti 'Pameran Bersama Warisan Budaya Dunia' di Plasa Simpanglima Semarang mulai 8-12 November 2012.
"Dari berbagai warisan budaya Indonesia yang diakui UNESCO, enam di antaranya ada di Jateng," kata Kepala Bidang Kesejarahan dan Kepurbakalaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jateng Suhardi di Semarang, Kamis (8/11).
Usai pembukaan pameran tersebut, ia menyebutkan enam warisan budaya Indonesia yang sudah diakui UNESCO dan ada di Jateng, yakni Candi Borobudur, Candi Prambanan, Sangiran, wayang, batik, dan keris.
Karena itu, kata dia, Disbudpar Jateng menggelar pameran untuk mengenalkan warisan budaya Indonesia yang ada di Jateng itu kepada masyarakat, termasuk pemilihan lokasi pameran di mal atau pusat perbelanjaan.
"Dengan digelar di mal tentunya lebih efektif. Sebab, tanpa diundang pun masyarakat sudah banyak yang mengunjungi mal untuk berbelanja atau sekadar jalan-jalan sehingga bisa sekalian singgah ke pameran," katanya.
Ia mengungkapkan generasi muda perlu terus dikenalkan atas warisan budaya nasional dari nenek moyang untuk menimbulkan kecintaan dan penghargaan, serta dorongan untuk berupaya melestarikan warisan leluhur.
Baik warisan budaya yang bersifat kebendaan, seperti candi dan situs purbakala, lanjut dia, maupun nonbenda, misalnya wayang, batik, dan keris. Jangan lihat sebatas fisik wayangnya, tetapi nilai filosofisnya.
"Kami tidak menargetkan kuantitas pengunjung pameran ini. Kalau bisa targetnya ya seluruh pengunjung yang datang di mal ini (Plasa Simpanglima Semarang, red.) bisa berkunjung ke pameran budaya ini," katanya.
Sebelas pengelola cagar budaya yang ikut pameran, antara lain Balai Pelestarian Cagar Budaya Jateng, Balai KOnservasi Borobudur, Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran, dan Museum Wayang Banyumas.
Para pengelola cagar budaya memamerkan beragam koleksi, antara lain fosil manusia purba dari Sangiran, maket candi, seperti Prambanan dan Sewu, serta wayang kulit yang dibarengi dengan praktik pembuatan wayang.
Sementara itu, Penanggung Jawab Kehumasan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jateng Wahyu Kristanto menjelaskan upaya pengenalan warisan budaya kepada generasi muda yang harus dilakukan terus menerus.
"Kami juga apresiasi pelaksanaan pameran ini di mal karena bisa mendongkrak tingkat kunjungan. Tanpa diundang, masyarakat yang berbelanja atau berjalan-jalan di mal bisa sekalian melihat pameran," katanya.
Ada beragam cagar budaya yang dipamerkan, kata Wahyu, antara lain Candi Sewu, Candi Lumbung, Candi Plaosan, dan Candi Bubrah, baik dalam bentuk maket, brosur, hingga buku yang menceritakan sejarah candi.