REPUBLIKA.CO.ID, Beda dengan negara-negara tetangganya, Seychelles tidak dijajah oleh negara Muslim atau mendapatkan pasokan tenaga kerja dalam jumlah besar.
Karena itu, tak aneh bila jumlah Muslim di wilayah ini tidak seberapa. Sembilan dari 10 warga Seychelles adalah penganut Katolik Roma.
Meski demikian, Katolik bukanlah agama satu-satunya di Seychelles. Negara ini mengenal banyak agama, termasuk Islam. Hal ini karena banyak etnis dan penduduk dari beragam kewarganegaraan yang tinggal di sana.
Untungnya, agama minoritas, termasuk Islam, tak hidup merana di sana. Ini karena pemerintah Seychelles memberikan kebebasan bagi setiap penduduk untuk mempraktikkan ajaran agama dan mengekspresikan pandangannya.
Tak ada pula aksi diskriminatif yang dirasakan oleh penganut agama minoritas. Khusus untuk penduduk yang beragama Islam, pemerintah Seychelles memperbolehkan 15 menit penyiaran agama setiap Jumat.
Menanti masjid baru
Sayangnya, belum ada masjid yang representatif di Seychelles kecuali sebuah tempat ibadah sederhana di kawasan Mont Fleui, Victoria.
Awalnya, masjid kecil bernama Masjid Alquran dan Sunah ini merupakan rumah berdinding papan dan beratap seng yang kemudian disulap menjadi tempat ibadah.
Di tempat inilah, Muslim Seychelles melaksanakan ibadah, terutama shalat Jumat. Khutbah yang disampaikan di masjid ini menggunakan bahasa Kreol atau bahasa asli Seychelles yang telah dipengaruhi bahasa Prancis.
Dalam waktu dekat, Muslim di Seychelles akan memiliki sebuah masjid baru. Masjid tersebut berada di lokasi yang sama dengan Masjid Alquran dan Sunah yang sekarang berdiri, yaitu di Beaufond Lane. Nantinya, masjid ini dapat menampung lebih dari 600 orang jamaah.