REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pertunjukan tari kecak yang dibawakan mahasiswa Indonesia dari sekolah Manajemen perhotelan IMI Kastanienbam Luzern berhasil memukau penonton dalam acara Internasional Day yang diadakan di gedung Kastanienbaum, Luzern, Swiss.
Pertunjukkan tarian kecak yang dibawakan mahasiswa perhotelan itu dalam upaya mempromosikan budaya dan pariwisata di Indonesia di Swiss, demikian ungkap Sekretaris Pertama Oktavia Maludin, Rabu (14/11).
Dalam acara International Day, sebelum tarian itu ditampilkan, para penonton diberi penjelasan mengenai latar belakang tari kecak serta upacara yang membawakan tarian tersebut, demikian Oktavia Maludin.
Dikatakannya para tamu yang hadir pada acara tersebut sangat antusias dan mengagumi tari kecak yang telah menjual pariwisata Indonesia. Tujuh belas mahasiswa Indonesia membawakan tari kecak yang memesona ratusan penonton yang hadir pada malam itu.
Setelah beberapa bulan berlatih dengan serius, mahasiswa Indonesia dengan kostum pinjaman seadanya dari KBRI Bern, berimprovisasi untuk menjadikan tarian ini hampir sama dengan aslinya di Bali.
Jika di pulau dewata tarian ini dibawakan pada malam bulan purnama, di ruang terbuka, maka di Kastanienbaum, tarian tersebut dibawakan di panggung dengan tata lampu dan suara yang menggema sehingga penonton merasakan aura magis dari tari yang bersumber dari cerita Ramayana tersebut.
Menurut perwakilan mahasiswa Indonesia IMI Luzern Yanuarius Edwin Daryanto, tari kecak sesuai untuk ditarikan pada event tersebut karena semangat para mahasiswa untuk selalu bersatu dan kompak sesuai dengan esensi tari kecak yang mengedepankan kekompakan dan koordinasi yang sempurna.