REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Rivalitas tanpa batas menjadi tajuk dalam duel Jerman kontra Belanda di Amsterdam Arena, Rabu (14/11) malam. Sebelum laga dimulai, legenda sepak bola Jerman dan Belanda sama-sama angkat suara perihal duel kedua tim.
Legenda Jerman yang kini menjadi manajer tim Der Panzer, Oliver Bierhoff mengakui laga melawan Belanda terlalu kecil untuk dikatakan sebagai duel uji coba. “Duel ini tidak akan termasuk tipe laga persahabatan, mengingat rivalitas dua negara yang terlalu kuat,” ujar Bierhoff seperti dikutip dari laman resmi federasi sepak bola Jerman.
Bierhoff merujuk duel penuh sejarah di final Piala Dunia 1974. Belanda yang saat itu sudah unggul di awal pertandingan lewat eksekusi penalti Johan Neeskens, harus menerima kenyataan pahit gagal memenangi Piala Dunia, setelah Jerman mencetak dua gol balasan melalui Paul Breitner dan Gerd Muller.
Belanda membalas kekalahan atas Jerman di semifinal Piala Eropa 1988. Saat itu Marco Van Basten cs sukses mempecundangi Belanda dengan skor 2-1, sekaligus melapangkan jalan Der Orange menjadi raja Eropa 1988.
Terakhir, kedua tim bertemu pada 13 Juni 2012 di putaran Grup Piala Eropa 2012. Giliran Jerman yang kembali sukses menggagahi Tim Oranye dengan skor 2-1. Hasil yang membuat Belanda harus menanggung malu karena tersingkir dari Piala Eropa tanpa sekalipun memetik poin!
Bagi Bierhoff, Belanda lima bulan lalu tidak sama dengan Belanda yang akan mereka hadapi di Amsterdam Arena. “Kini mereka tentu punya motivasi yang lebih tinggi untuk membalas hasil di Piala Eropa. Lagi pula, kini mereka dalam performa terbaiknya,” puji mantan penyerang AC Milan itu.
Pujian Bierhoff pada Belanda, merujuk performa tim asuhan Louis Van Gaal yang selalu menang di empat laga terakhirnya. Sebaliknya, Jerman baru saja memetik hasil minor di laga terakhirnya ketika ditahan Swedia 4-4. Padahal di laga itu, Jerman yang bermain di kandang sendiri sempat unggul 4-0 hingga 55 menit pertandingan! (baca: Kisah Kebecian Belanda vs Jerman 1).