REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi ketua PBNU, Slamet Effendi Yusuf, tahun baru Hijriyah atau hijrah merupakan sarana introspeksi diri. Namun disayangkan momentum itu belum dimanfaatkan umat Islam dengan baik.
"Sayang, mengapa umat Islam itu tidak pernah menggunakan kesempatan ini untuk membangkitkan semangat berislam," kata dia ketika dihubungi ROL, Kamis (15/11).
Yang aneh, kata kyai Slamet, umat Islam justru terlibat aktif di hari besar non-Islam. Namun, ketika tahun baru Islam tidak banyak yang aktif terlibat.
"Tapi hal itu bisa kita perbaiki. Dengan cara memasyarakatkan kembali kalender Hijriyah," kata dia.
Misalnya begini, di masjid atau pesantren, kalau bicara waktu dan tanggal seharusnya pakai kalender Hijriyah. Selama kan yang masih tersisa dari penggunaan kalender hijriyah hanyalah penyebutan hari. Karena itu, sudah saatnya tradisi diperkuat kembali.