REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO --- Perdana Menteri Jepang Yoshiko Noda akan membubarkan parlemen. Langkah tersebut untuk mempercepat pemilihan umum yang diagendakan Desember mendatang.
Noda mengabulkan desakan oposisi yang tidak mempercayai kepemimpinannya.Noda mengalami keruntuhan popularitas sejak dia memimpin setahun lalu.
Wall Street Journal mengatakan tingkat kepercayaan pemilih Jepang menyisakan 20 persen dari 60 persen dukungan publik saat pemilihan 2011 lalu. Berbanding seimbang dari partai oposisi, Partai Demokrat Liberal (LDP) yang menyimpan 25 sampai 30 persen kepercayaan publik.
Indikator merosotnya dukungan publik tampak dari beberapa aksi undur diri jajaran kabinetnya. Lemahnya diplomasi kabinet Noda terhadap Pemerintahan Komunis Cina juga menjadi pintu masuk oposisi untuk menjungkalkan kekuasaannya.
Di bantai lagi dengan resesi ekonomi yang memicu kenaikan nilai pajak, dan krisis enerji pascahantaman tsunami di reaktor nuklir di Distrik Fukushima setahun lalu."Saya akan membubarkan parlemen Jumat (16/11)," kata Noda menanggapi pernyataan oposisi di sidang parlemen, seperti dilansir Reuters, Rabu (14/11).
Perdana menteri mempertaruhkan dominasi Partai Demokrat Jepang (DPJ) yang terbiasa menguasai negara tersebut selama lebih dari setengah abad.Pernyataan Noda ditanggapi positif oleh mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.
Presiden LDP ini mengatakan rencana pembubaran parlemen adalah kebijakan yang baik untuk membentuk pemerintahan ulang. "Ini adalah janji. Kami akan membiarkan masyarakat yang kembali memilih," Abe mengatakan hal tersebut, seperti dikutip Washington Post, Kamis (15/11).