REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--BOGOR -- Penanganan banjir tidak bisa sendirian diatasi oleh Jakarta. Sebagai solusi jangka panjang, perlu usaha preventif atau pencegahan yang dilakukan pemerintah DKI Jakarta dengan menggandeng Jawa Barat sebagai mitra penolong.
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo dan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan beberapa waktu lalu bertemu guna membahas pendirian waduk di Ciawi demi mengantisipasi banjir.. Waduk yang sekira dapat menampung air dari Katulampa hingga 600 ribu liter ini tentu akan menghilangkan area berhektar-hektar di Ciawi.
"Ada harga yang harus Jakarta bayar kepada Jawa Barat," ujar Rokhmin Dahuri, Penasehat Gubernur Bidang Maritim kepada Republika, Senin (19/11) malam. Seiring dengan upaya Jawa Barat membantu Jakarta mengatasi banjir, Ahmad Heryawan tetap tak boleh melupakan pergerakan ekonomi masyarakat di wilayah tersebut karena lahannya yang terpakai.
"Jika saya menjadi Gubernur Jawa Barat, saya harus menghadapi opportunity cost karena lahan saya digunakan untuk membantu orang lain, sementara rakyat saya pun harus sejahtera" kata Rokhmin menganalogikan. Ia menekankan, Jakarta tidak bisa begitu saja mengambil area untuk keuntungan wilayahnya tanpa memikirkan Jawa Barat.
Sama halnya seperti daerah Puncak, Bogor yang tak bisa disalahkan jika masyarakatnya ingin menggeliatkan ekonomi di sana dengan pembangunan. Ekonomi di sana berkembang tentu dengan mengikis sedikit demi sedikit lahan konservasi yang artinya daerah sekitarnya terancam, terlebih Jakarta.
"Resapan air berkurang sehingga bisa membuat Jakarta lebih kebanjiran," kata Rokhmin. Intinya, ia melanjutkan, Jakarta harus memikirkan itu, tidak hanya sekedar berterima kasih karena dibantu Jawa Barat dalam upaya preventif jangka panjangnya.