REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Setelah sepekan membombardir Jalur Gaza, Israel kini mulai memprovokasi warga Gaza agar mengungsi ke tempat lain.
Koresponden MINA di Gaza melaporkan selebaran berbahasa Arab beredar di beberapa tempat sejak Selasa sore waktu setempat. Isi selebaran menyebutkan, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, warga Gaza terutama di daerah Bait Lahiya dan Bait Hanoun, Gaza Utara, diperintahkan untuk meninggalkan tempat atau mengosongkan rumah rumah penduduk.
“Kepada warga di sekitar pantai dan daerah berbahaya Bait Lahiya dan Bait Hanoun, tentara Israel tidak menjadikan warga sebagai target serangan. Karena itu, demi keselamatan kalian, warga dihimbau untuk segera mengosongkan rumah-rumah dan bergerak mengungsi ke kota Gaza melalui jalan Twam, Falujah, Audah, Sakkah dan Shalahuddin,” begitu bunyi selebaran.
Selebaran itu juga menyebutkan batas aman Jalur Gaza meliputi sebelah barat Jalan Shalahuddin, sebelah utara Jalan Umar Mukhtar, sebelah timur Jalan Nasher, dan sebelah selatan Jalan Quds.
Pihak berwenang di Gaza melalui speaker keliling, masjid, dan radio setempat mengumumkan edaran tersebut adalah provokasi dengan tujuan pengosongan wilayah-wilayah untuk memudahkan operasi militer Israel.
Pihak berwenang meminta warga tidak terpengaruh provokasi itu. Mereka diminta tetap tinggal di rumahnya masing-masing. Kesatuan-kesatuan militer Gaza bersatu siap mempertahankan setiap jengkal tanah yang ada di Jalur Gaza dan agresi Israel.
Radio Aqsha memberitakan edaran tersebut jelas tidak benar. Bahkan, tentara Israel sebenarnya termasuk pasukan pengecut yang tidak mungkin berani menginap satu malampun di Jalur Gaza. Jika itu berani mereka lakukan, maka seluruh Jalur Gaza akan menjadi kuburan dan penjara bagi tentara Israel.