REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Longsor yang terjadi di titik antara Stasiun Cilebut dan Bojong Gede tidak hanya menyebabkan rel tidak dapat dilalui. Aliran listrik atas pun terputus karena empat tiangnya rubuh. Selain itu, longsor juga menyebabkan Stasiun Besar Bogor merugi karena pembatalan 98 perjalanan.
"Dampaknya ya kita (stasiun) tidak ada pendapatan. Kerugian material karena tidak adanya perjalanan," kata Wakil Kepala Stasiun Besar Bogor, Enjang Syarif Budiman, saat ditemui di Bogor, Kamis.
Pembatalan 98 perjalanan membuat Stasiun Bogor kehilangan pendapatannya. Enjang menuturkan pendapatan Stasiun Besar Bogor Rp 128 juta per hari. Itu berasal dari 35.000 tiket penumpang yang berangkat.
Perjalanan kereta dari Stasiun Besar Bogor dan Cilebut diperkirakan baru dapat beroperasi pada tiga hingga tujuh hari ke depan. Dengan potensi pendapatan Rp 128 juta per hari, maka Stasiun Besar Bogor minimal kehilangan pendapatan Rp 384 juta dalam tiga hari tidak beroperasi.
Nilai kehilangan pendapatan bakal semakin tinggi mencapai Rp 896 juta jika proses perbaikan rel memakan waktu tujuh hari.
Longsor yang terjadi di antara Stasiun Cilebut dan Bojong Gede tersebut tergolong cukup parah. Karena, longsor menyebabkan rel sepanjang 200 meter menggantung dan tidak dapat dilalui. Selain itu, empat tiang listrik yang menyalurkan lisrtik aliran atas kereta api rubuh.
"Perbaikan cukup lama. Selain membenahi kondisi tanahnya, material tiang listrik dan rel yang rubuh itu harus diganti," katanya.