REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM---Seorang perwira cadangan Israel hari Kamis tewas akibat luka-luka yang dideritanya dalam serangan roket beberapa jam sebelum gencatan senjata yang mengakhiri kekerasan delapan hari di dan sekitar Jalur Gaza disepakati oleh Israel dan Hamas.
Sebuah pernyataan dari militer Israel mengidentifikasi korban sebagai "Letnan Boris Yarmulnik, 28 tahun, asal Netanya".
Menurut pernyataan itu, ia "tewas akibat luka-lukanya... setelah sebuah roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza menghantam Wilayah Eshkol pada (Rabu) sore".
Dengan kematian perwira itu, jumlah orang Israel yang tewas akibat serangan roket dari Gaza mencapai enam sejak 14 November, dua dari mereka prajurit.
Sebanyak 163 orang Palestina tewas selama gempuran udara delapan hari Israel dengan sasaran pejuang Gaza yang menembakkan roket ke negara Yahudi tersebut.
Selama operasi delapan hari itu, militer Israel menyatakan telah menghantam lebih dari 1.500 sasaran, sementara pejuang Gaza menembakkan 1.354 roket ke Israel, 421 diantaranya disergap oleh sistem anti-rudal Iron Dome.
Perjanjian gencatan senjata Hamas-Israel dicapai Rabu (21/11), sehari setelah diplomasi bolak-balik yang dilakukan oleh Menteri Luar Negeri AS Hillary dan Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon -- yang tercoreng oleh kekerasan lintas batas yang semakin mematikan antara Israel dan para pejuang di Gaza.
Menteri Luar Negeri Mesir Mohammed Kamel Amr, yang berbicara pada jumpa pers bersama Hillary, mengatakan di Kairo, penghentian permusuhan Hamas-Israel mulai berlaku pada Rabu pukul 19.00 GMT (Kamis pukul 02.00 WIB).